Minggu, 13 September 2009

PINTAR INVESTASI ASURANSI

PINTAR INVESTASI ASURANSI
Oleh: Syafaruddin Usman MHD & Isnawita Din

Tips Memilih, Membeli dan Memiliki Polis Asuransi Untuk Antisipasi Risiko Kehidupan dan Sejahtera di Hari Tua

I. Pendahuluan

Risiko merupakan suatu hal yang selalu ada dalam hidup kita sebagai manusia. Selama kita masih hidup, risiko akan selalu membayangi. Namun demikian, tidak semua kita menghadapi risiko dengan cara yang sama. Ini bisa dipahami. Yang justru harus dihindari adalah, agar jangan sampai di antara kita menghadapi risiko dengan cara yang salah. ada juga di antara kita yang tidak melakukan antisipasi dengan benar, seperti mengambil Asuransi Jiwa dengan jumlah santunan yang tidak cukup, atau sebaliknya, mengambil Asuransi Jiwa dengan jumlah santunan yang terlalu besar, melebihi kebutuhan.

Mengapa Perlu Asuransi? Masa depan yang tak pasti, membuat banyak orang makin menyadari pentingnya asuransi. Asuransi menjadi sangat penting bila kita punya kewajiban keuangan tertentu di mana ada pihak yang dirugikan bila kita meninggal. Misal, orang tua yang mempunyai anak. Tapi bila tak ada yang harus diproteksi, asuransi menjadi sangat tak penting. Contoh, pria atau wanita lajang dan tak punya utang yang harus dibayar di kemudian hari, ia tak harus mengambil asuransi karena tak punya keharusan memproteksi.

Lain cerita bila sudah berkeluarga. Pada kasus di mana si ayah sebagai satu-satunya sumber penghasilan keluarga saat ini, maka keuangan keluarga tadi sangat bertumpu kepada si ayah. Jika terjadi risiko kematian pada si ayah, atau bila dia mengalami sakit maupun cacat permanen sehingga tak bisa bekerja lagi, otomatis keluarganya akan kehilangan sumber penghasilan untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari. Di sinilah pentingnya asuransi.

Asuransi juga memnjadi penting bila menyangkut pendidikan anak. Pasalnya, biaya pendidikan terus meningkat. Padahal saat ini saja sudah terasa mahal. Belum lagi masa depan kondisi ekonomi dan keuangan yang serba tak pasti, sementara nilai aset yang kita miliki, suatu saat pasti berkurang atau malah hilang. Ditambah, kondisi kesehatan orang tua di masa depan yang penuh risiko sehingga mengancam pendapatan keluarga. Nah, apa jadinya dengan anak kita nanti bila tak sejak sekarang kita mulai menyiapkan dana pendidikannya? Tentu, semakin jelas kita menyadari pentingnya asuransi.
Setiap orang mengikuti asuransi, umumnya memberi alasan yang realistis. Yakni, memperoleh jaminan keamanan atas risiko, baik untuk saat ini maupun jaminan atas beban kehidupan di masa mendatang. Di sisi lain, banyak pula orang mengikuti asuransi karena asuransi kini tak lagi terbatas pada bentuk-bentuk penjaminan dan pembayaran konvensional. Tidak hanya berkaitan dengan proteksi, kini berbagai tipe asuransi menawarkan pula unit link, semacam dwiguna, yang memberikan kesempatan nasabah untuk berinvestasi dalam berbagai produk investasi agar jumlahnya berkembang.

Lagi pula, produk asuransi sekarang banyak yang disesuaikan dengan keinginan klien, custom made, yang memungkinkan tertanggung membayar premi seuai kemampuan keuangan masing-masing tertanggung. Dengan kata lain, ia tak lagi kaku, namun menmgikuti sedapat mungkin pada kondisi dan kemauan nasabah. Bahkan, sebagian asuransi khususnya asuransi asing, kini sudah berani menantang konsumen dengan obyek pertanggungan, model pembayaran tenggang waktu, maupun jumlah manfaat sesuai yang dikehendaki konsumen. Apa pun model yang dikehendaki, sepanjang prospektif bagi perusahaan asuransi, akan disanggupi. Pendek kata, kini saatnya nasabah asuransi dimanjakan dengan berbagai kemudahan demi kepuasan nasabah.

Yang jelas, banyak orang mengikuti program asuransi dengan alasan tersedianya jaminan masa depan. Situasi di Indonesia yang serba tak pasti dan masih dililit kisis, justru mendorong orang untuk mengambil asuransi untuk memproteksi diri dan keluarganya. Mau tak mau kita akan disiplin menyisihkan penghasilan bagi pendidikan anak. Cukup dengan minta agen asuransi untuk datang setiap tenggang waktu tertentu, semisal bulanan, caturwulan, semesteran, atau tahunan, hingga tak perlu repot-repot menyetor dana ke kantor asuransi. Tapi hati-hati, jangan sampai tertipu agen asuransi.

Ada proteksi sebagai salah satu manfaatnya. Contoh, bila orang tua meninggal dunia atau mengalami kecacatan, perusahaan asuransi akan tetap membayarkan dana pendidikan bagi si tertanggung, dalam hal ini anak. Biasanya perusaaan asuransi tak mengkaver kasus PHK atau pailit. Kalaupun ada yang berani mengkaver sampai ke poin ini, premi asuransi yang mesti kita bayar akan jauh lebih besar. Sering uang pertanggungan yang dikeluarkan pihak asuransi tak mencukupi kebutuhan ril saat anak masuk sekolah. Karena tak dihitungnya biaya pendidikan sesungguhnya.

II. Kategori Umum Asuransi

Banyak pasangan muda yang sebenarnya masih jauh dari usia pensiun tapi sudah mulai memikirkan program dana pensiun mereka. Alasannya macam-macam, dari memberi proteksi pada keluarga, juga supaya pada saat masa pensiun tiba, mereka tetap dapat menikmati penghasilan bulanan, seperti layaknya masih bekerja. Sebenarnya, program asuransi hari tua adalah program asuransi jiwa yang memberikan manfaat pensiun. Prinsip dari program ini adalah memberikan sejumlah uang tunai pada usia tertentu kelak secara sekaligus maupun bertahap. Tetapi apabila terjadi kamtian pada diri kita, maka keluarga kita akan menerima sejumlah uang pertanggungan dari pihak asuransi.

Kebanyakan perusahaan mengikutkan pegawainya pada program pensiun. Umumnya dengan mengikuti program dana pensiun dari perusahaan dana pensiun. Ada 2 macam perusahaan dana pensiun. Pertama, perusahaan Dana Pensiun Pemberi kerja, yaitu perusahaan tempat kita bekerja mengelola sendri program pensiun karyawannya. Kedua, perusahaan Dana Pensiun Lembaga keuangan, yaitu perusahaan yang khusus menjual program pensiun.

Ada juga program dana pensiun yang ditawarkan oleh Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Jamsostek. Alternatif lain, menyiapkan sendiri uang pensiun kita dengan melakukan investasi ke dalam bentuk tabungan, deposito, reksadana atau berbagai produk investasi lainnya. Bila kita merasa bahwa program pensiun yang ditawarkan oleh perusahaan tempat kita bekerja tak mencukupi, maka beberapa alternatif tadi bisa dipertimbangkan dalam mempersiapkan pensiun.

Ada 3 kategori umum asuransi. Asuransi Sementara (Temporary Insurance): dikenal dengan istilah term life atau asuransi berjangka. Asuransi ini paling tepat untuk perlindungan waktu sementara, dengan jangka waktu terbatas, biasanya antara 1—20 tahun. Jadi, kita dapat menentukan waktu yang dibutuhkan untuk perlindingan selama kurun waktu yang terbatas itu, sementara. Produk ini juga paling murah dibanding jenis produk lainnya. Biasanya ditawarkan kepada mereka yang berusia di bawaj 40 tahun.

Hanya saja, asuransi ini tak memiliki ilai tunai. Artinya, bila kita meninggal dunia pada tenggang waktu yang ditentukan, maka keluarga kita akan menerima UP secara utuh. Namun, jika sampai habis masa berlakunya, ternyata kita belum meninggal dunia, maka premi yang telah kita bayarkan tak akan kita terima kembali sepeser pun. Jadi, bila kita tak meninggal dunia pada masa pertanggungan yang dibatasi waktunya, maka uang kita akan hilang.

Asuransi Permanen (Permanent Insurance): daripada membeli asuransi berjangka pendek, 20 tahun tetap pendek bila dibandingkan dengan ekspektasi hidup kita, akan sangat ekonomis bila kita membeli proteksi atau polis asuransi yang bertahan selama kita hidup. Sebagai contoh, bila alasan satu-satunya kita membeli asuransi untuk memproteksi dana pendidikan anak kita yang saat ini berusia 12 tahun, maka term insurance dengan jangka waktu 10 tahun sudah memadai. Karena begitu 10 tahun berlalu, anak kita sudah selesai sekolah dan asuransi tersebut tak dibutuhkan lagi.

Akan tetapi bagaimana bila kita ingin memberikan proteksi secara finasial kepada pasangan kita kapan pun kita meninggal? Maka asuransi berjangka tidaklah memadai, karena masa berlakunya bisa habis sedangkan kita masih hidup.

Berbeda dengan asuransi permanen yang dirancang untuk melindungi keluarga kita selama-lamanya sampai kita meninggal dunia, berapa pun usia kita nantinya. Asuransi ini memiliki nilai tunai yang biasanya bahkan dapat kita pinam dengan suku bunga sedikit lebih besar dari nilai yang berlaku saat pembelian. Bila kita memutuskan kontrak, pada waktu tertentu kita akan mendapatkan nilai tunai yang tersedia, biasanya di atas 2 tahun. Kegunaan asuransi ini dapat dipakai sebagai perlindungan seumur hidup sehingga uang yang kita belikan asuransi ini tetap mempunyai nilai yang dapat dipergunakan sebagai warisan.

Dengan kata lain, uang atau premi yang kita bayarkan tak akan hilang seperti dalam term insurance. Karena keunggulan ini, maka premi yang harus kita bayarkan, umumnya jumlah lebih besar ketimbang premi term insurance. Nilai tunai yang tersedia sangat bergantung kepada kinerja perusahaan asuransi, biaya-biaya perusahaan tersebut dan tingkat mortalitasnya.
Ada tiga kategori asuransi permanen, yaitu Whole Life, Universal Life, Variable Life atau di Indonesia dikenal dengan istilah Unit Link.

Asuransi Dwiguna (Endowment): asuransi dwiguna memberikan pembayaran atau tahapan pada saat pemegang polis masih hidup. Selanjutnya, jika masa kontrak telah habis, pemegang polis masih mendapat sejumlah nilai pertanggungan yang telah ditetapkan. Masalahnya, asuransi ini jadi lebih mahal karena manfaat-manfaat yang diberikan berlangsung selama pemegang polis hidup. Contohnya adalah asuransi pendidikan yang banyak dijual di Indonesia. Bila kita membeli asuransi pendidikan, anak kita akan mendapatkan pembayaran bertahap, manfaat hidup, saat memasuki SD, SMP, sampai perguruan tinggi. Besar pembayaran itu ditentukan oleh perusahaan asuransi berdasarkan proposal serta besarnya UP yang telah disepakati bersama.

Asuransi dwiguna bisa menjadi pilihan bila kita membutuhkan. Selain proteksi bagi keluarga, juga perkembangan dana investasi yang ada dalam nilai tunai asuransi tersebut. Hanya saja, di Indonesia asuransi jenis ini memberikan tingkat suku bunga yang relatif lebih rendah dibandingkan suku bunga yang berlaku di pasar finansial. Akibatnya, produk ini masih dirasa kurang menarik.

III. Asuransi Sekaligus Investasi

Sekarang banyak ditawarkan produk unit link, yakni asuransi sekaligus investasi. Apa saja keuntungan dan risikonya? Dulu orang beranggapan asuransi hanyalah urusan proteksi. Dengan mengambil asuransi, kita mendapatkan rasa aman. Misal, rasa aman kalau kita meninggal, anak dan keluarga pasti ada yang menanggung biaya hidupnya, rasa aman kalau kita atau anggota keluarga sakit dan harus diopname, kita tak lagi harus memikirkan biaya obat dan rumah sakit, dan sebagainya. Itulah intinya kita ikut asuransi, membeli rasa aman. Meskipun harus membayar suatu biaya untuk mendapatkan hal itu. Jadi, nilai keuntungannya bukan saja dari segi materi atau jumlah UP yang didapat tapi juga bersifat psikologis.

Sebaliknya, dengan investasi atau menabung, kita menyimpan uang untuk mendapatkan keuntungan dan uangnya bisa ditarik kapan saja bila kita membutuhkan. Sebagai tanda kepemilikan bila kita menabung di bank, penabung diberikan buku. Dewasa ini, buku tabungan bukan lagi sesuatu yang mutlak. Kebanyakan bank memberikan kartu tabungan sebagai bukti kepemilikan, sementara catatan penggunaan tabungan dikirim dalam laporan tersendiri. Selain itu, kartu tabungan juga memiliki bermacam fungsi, dari kartu devetm kartu diskon, bahkan sebagai kartu identitas.

Jadi, manfaatnya sangat beragam.

Sekarang, manfaat tabungan ditambah lagi dengan penabung sekaligus berasuransi. Jadi, selain bisa menumbuhkembangkan uang kita, resiko kita juga diproteksi. Pengertian risiko di sini adalah risiko jiwa si penabung. Jadi kalau penabung meninggal dunia, ahli warisnya akan mendapatkan santunan dari bank tempat menabung. Namun dalam perkembangannya, produk tabungan plus asuransi saja diangap belum cukup. Pasalnya, kebanyakan pendapatan bunga dari tabungan tak terlalu tinggi. Pemilik uang umumnya menginingkan uangnya bertumbuh lebih cepat, tetapi risikonya minimal. Maka, muncullah produk yang disebut unit link, yakni produk asuransi plus investasi atau bisa juga dianggap investasi plus asuransi.

Semangat yang terkandung dalam unit link sebenarnya sudah ada dalam produk asuransi dwiguna atau diistilahkan juga dengan endowment. Kendatiu semangatnya sama, unit link agak berbeda dengan endowment. Dalam unit link, pada dasarnya, pemilik uang mengalokasikan uangnya untuk dua hal berbeda, yakni asuransi dan investasi. Dengan kata lain, unit link bukan satu kesatuan produk, un-bundling. Lebih dari itu, pemilik uang menentukan sendiri berapa dana yang ditanankan untuk investasi dan berapa pula untuk investasi jiwanya. Selain itu, dalam produk unit link, perusahaan asuransi tak lagi menanggung risiko investasi melainkan kita sebagai pemegang polis yang harus menanggung kerugian investasi bila terjadi.

IV. Beberapa Tips Penting

Kenali risiko apa saja yang akan dihadapi bila kita berkeluarga dan punya anak. Misal, risiko kematian, kecelakaan atau sakit. Lakukan evaluasi risiko. Misal, seberapa besar kerugian atau biaya yang harus ditanggung bila kita mengalami ketiga risiko itu (meninggal, kecelakaan, dan sakit). Ptusukan, apakah kita akan menghadapi risiko, menghindarinya, menguranginya, membaginya, atau memindahkannya? Biasanya orang memilih membagi risiko atau memindahkan risiko, yaitu mengikuti program asuransi sehingga kita tak perlu khawatir lagi dengan beban biaya yang akan dihadapi keluarga dan anak bila kita meninggal, biaya obat dan rumah sakit, serta biaya pendidikan anak.

Bila tujuan kita adalah memproteksi keuangan terhadap kemungkinan risiko saja, maka produk asuransi dasar seperti asuransi berjangka dan whole life bisa menjadi pilihan. Setelah memilih produk asuransi, sebaiknya lakukan evaluasi secara berkala terhadap nilai pertanggungan asuransi jiwa yang dimiliki. Ada pul asuransi jiwa yang memberikan manfaat hidup berupa pendapatan selama masa kontrak dan bila terjadi risiko kematian maka penerima manfaat akan mendapatkan haknya. Umumnya, agen asuransi lebih suka menawarkan asuransi jenis ini atau dwiguna, asuransi dengan unsur tabungan, dan mencegah kita mengambil asuransi jiwa dasar. Soalnya, asuransi dwiguna lebih mendatangkan keuntungan bagi agen asuransi berupa komisi yang lebih besar.

Sebaiknya sesuaikan produk yang diinginkan dengan prioritas tujuan. Bila tujuannya hanya memprotek terhadap kemungkinan risiko kematian, maka produk asuransi dasar bisa menjadi alternatif. Lain hal bila tujuan keuangannya bukan saja proteksi tapi juga menabung, maka produk asuransi dwiguna bisa menjadi alternatif atau produk unit link yang sedang marak saat ini. Produk dwiguna relatif lebih mahal preminya dibandingkan dengan produk asuransi dasar, perbedaannya preminya bisa 5 kali lipat dari asuransi jiwa dasar.

Perhitungan besarnya UP, sebaiknya disesuaikan dengan yang kita butuhkan. Ukuran umum dalam perhitungan UP adalah sebesar 5—10 tahun biaya hidup. Misal, biaya hidup keluarga kita sebulan sebesar Rp 1 juta, berarti dalam setahun jumlahnya Rp 12 juta dan untuk 5 tahun menjadi Rp 60 juta. Ambillah asuransi jiwa yang nilai UP-nya sebesar Rp 60 juta. Tapi kita harus hati-hati menentukan jumlah UO-nya karena menyangkut uang premi yang aan kita bayar kepada perusahaan asuransi. Setelah menghitung kebutuhan asuransi, sesuaikan kemampuan membayar premi dengan kondisi keuangan keluarga saat ini. Asuransi perlu direncanakan dengan bijak. Jangan sampai kita terkena bujuk rayu agen asuransi karena mereka tentu ingin UP-nya besar agar preminya besar pula. Bukankah dengan premi yang besar berarti mendatangkan komisi yang besar juga bagi agen asuransi?

Sebelum ikut program asuransi, yakini dulu kredibilitas perusahaan asuransi tersebut, pelajari kondisi perusahaannya dan bukan produk yang ditawarkan mengingat semua produk asuransi umumnya mirip. Cermati pula struktur manajemennya, amati pelayanannya, pelajari laporan keuangannya, serta pastikan apakah perusahaan tersebut direasuransikan (dana klien di perusahaan tersebut diasuransikan lagi).

Bila kita memang mampu, naikkan premi agar uang pertanggungan meningkat. Atau cari sekolah lain yang biayanya lebih murah sebagai tartet. Bila enggan menurunkannya, mau tak mau harus ngirit atau mencari penghasilan lain. Kemungkinan berikut, cari program lain yang bisa menutup dana pendidikan namun preminya terjangkau. Sebaiknya pilih asuransi pendidikan yang fleksibel dalam hal UP> artinya, kapan pun kita ingin menaikkan UP, mereka bisa melakukannya. Jadi, bila suatu saat keuangan kita membaik, maka kita bisa memperbesar UP-nya sehingga dana pendidikan yang didapat juga semakin besar.

Mengenai mata uang yang dipilih, rupiah atau dolar, tergantung di mana kita akan menyekolahkan anak. Kalau berniat menyekolahkannya ke luar negeri, sebaiknya ambil asuransi pendidikan dengan mata uang dolar. Tapi kalau sekolahnya hanya di sini, ambil saja mata uang rupiah. Sebelum menandatangani kontrak pastikan bahwa kita telah mengerti kontrak, persyaratan, ketentun, batasan dan pengecualian sebelum menerima atau menandatangani polis asuransi tersebut. Semua ketidakjelasan harus diklarifikasikan secara tertulis.

Beberapa langkah sebelum membeli asuransi yang perlu diketahui: pertama, tulis misalnya 5 nama perusahaan asuransi yang kita tahu. Lalu, hubungi mereka satu per satu melalui telepon untuk meminta janji temu. Selanjutnya, saat bertemu, kita akan diberitahukan mengenai penawaran lengkap dari si agen asuransi berupa manfaat yang didapatkan, dan jumlah premi yang harus kita bayar, serta bagaimana profil perusahaan asuransinya sendiri. Saat melakukan pertemuan, jangan memintanya untuk datang menemui kita. Sebaiknya, kitalah yang datang menemuinya di kantornya. Ini akan memberi kesempatan kepada kita untuk melihat-lihat perusahaannya, walalupun hanya sekilas. Ingatlah, bisnis asuransi adalah bisnis kepercayaan.

Langkah selanjutnya, setelah pertemuan, jangan langsung mengambil keputusan untuk membeli pada saat itu juga. Bawa penawaran itu pulang untuk dipikirkan terlebih dahulu dan dibandingkan dengan penawaran dari perusahaan asuransi yang lain.

Pada saat membeli asuransi, penting untuk diperhatikan. Pertama, lakukan transaksi pembayaran di kantornya. Ingat, kita akan bekerja sama dengan perusahaan asuransi ini dalam jangka waktu paling tidak setahun. Dengan melakukan transaksi di kantornya, secara psikologis kita akan lebih yakin terhadap perusahaan asuransi yang kita pilih. Kemudian, tanyakan siapa saja yang harus dihubungi bila terjadi klaim. Kalau perlu, minta semua kartu nama dari orang-orang yang disebutkan itu.

Setelah membeli asuransi, simpan polis asuransi kita di tempat yang aman. Sebaiknya kita menyimpannya di safe deposit box di sebuah bank yang jaraknya dekat dengan rumah kita. Dan, beritahukan ahli waris kita tentang polis tersebut, dan prosedur apa yang harus mereka tempuh bila suatu saat terjadi risiko.

V. Risiko dan Keuntungan

Karena beragam bentuk instrumen investasi yang tersedia untuk penempatan investasi dalam produk Unit Link, maka risiko kerugian terhadap investasi harus ditanggung oleh pemegang polis. Sesuaikan tujuan keuangan dan toleransi kita terhadap risiko dalam menentukan pilihan investasi, sehingga kita mendapatkan keuntungan yang diharapkan secara optimal. Namun yang jelas, unit link tetap melindungi risiko, yaitu risiko kehilangan jiwa. Artinya, bila sewaktu-waktu pemegang investasi meninggal dunia, maka ahli warisnya tetap akan mendapatkan manfaat asuransi. Jadi pada dasarnya sama saja dengan produk tabungan lus asuransi. Hanya, dalam unit link ini, pilihan produk investasinya lebih beragam.

Keuntungan lain yang membedakan unit link dengan asuransi konvensional adalah, umumnya nilai investasi yang sudah terkumpul bisa dicairkan kapan saja, sepanjang dana yang tersisa minimal sekitar Rp 5 jita. Seperti itulah mekanisme yang kerap diberlakukan pada perusahaan pengelolaan unit link. Di samping keuntungan itu, tentu saja para investor juga dikenakan biaya. Pada dasarnya biaya itu meliputi biaya administrasi bulanan, biaya asuransi, biaya penambahan dana bila kita ingin memperbesar nilai investasi, dan ada pula biaya pengalihan investasi.

Biaya pengalihan ini diberlakukan bila kita ingin memindahkan portofolio atau jenis investasi dari satu jenis ke jenis unit link lainnya. Misal, dari yang berjenis equity ke fixed income. Tetapi biaya ini tak diberlakukan jika pemidahan terjadi pada tahun pertama investasi. Sedangkan bila pengalihan investasi dilakukan pada tahun-tahun berikutnya, investor akan dikenakan biaya rata-rata sekitar satu persen dari nilai dana investasi.

Dalam pengelolaan investasinya, unit link tak jauh beda dari Reksa Dana. Kita menempatkan yang dalam unit link, kemudian oleh fund manager, dana tadi diinvestasikan pada beragam investasi yang bisa kita pilih sendiri karena unit link yang dijual umumnya sudah menyebutkan ke mana saja dana itu akan diinvestasikan. Misal, ada yang menananmkannya dalam investasi berpendapatan tetap seperti deposito, obligasi dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Ada pula yang investasinya dimainkan di pasar saham. Selain itu, investasinya bisa dilakukan dalam denominasi rupiah maupun dolar AS. Kita bebas menentukan pilihan sendiri. Pendeknya, kita akan mendapatkan dua manfaat, yakni manfaat investasi dan manfaat proteksi.

Tapi ingat, dalam memilih investasi, sesuaikan dengan toleransi kita terhadap risiko.

Bila tujuan kita adalah memproteksi keuangan terhadap kemungkinan risiko saja, maka prosuk asuransi dasar seperti asuransi berjangka dan Whole Life bisa menjadi pilihan. Setelah memiliki produk asuransi, sebaiknya lakukan evaluasi secara berkala terhadap nilai pertanggungan asuransi jiwa yang dimiliki. Ada pula asuransi jiwa yang memberikan manfaat hidup berupa pendapatan selama masa kontrak dan bila terjadi risiko kematian maka penerima manfaat akan mendapatkan haknya. Umumnya, agen asuransi lebih suka menawarkan asuransi jenis ini atau dwiguna, asuransi dengan unsur tabungan, dan mencegah kita mengambil asuransi jiwa dasar. Soalnya, asuransi dwiguna lebih mendatangkan keuntungan bagi agen asuransi berupa komisi yang lebih besar.

Sebaiknya sesuaikan produk yang diinginkan dengan prioritas tujuan. Bila tujuannya hanya memprotek terhadap kemungkinan risiko kematian, maka produk asuransi dasar bisa menjadi alternatif. Lain hal bila tujuan keuangannya bukan saja proteksi tapi juga menabung, maka produk asuransi dwiguna bisa menjadi alternatif atau produk unit link yang sedang marak saat ini. Produk dwiguna relatif lebih mahal preminya dibandingkan dengan produk asuransi dasar, perbedaannya preminya bisa 5 kali lipat dari asuransi jiwa dasar.

VI. Asuransi Tak Dibayar

Kesulitan mengajukan klaim asuransi, bisa dikarenakan kesalahan PA tersebut, bisa juga lantaran kesalahan si nasabah. Kesalahan nasabah, umumnya ada 5 kesalahan yang kerap dilakukan nasabah, sehingga asuransinya tak dibayarkan, yaitu kesalahan informasi saat pengisian riwayat kesehatan, klaim yang diajukan ternyata tak termasuk risiko yang ditanggung dalam polis, nasabah terlalu lama mengajukan klaim, tak lengkapnya bukti atau data yang mendukung klaim, dan, ada tagihan premi asuransi yang belum terbayar.

Kesalahan informasi saat pengisian riwayat kesehatan: sebelum seseorang memiliki produk asuransi jiwa, ia lebih dulu harus mengisi Surat Permohonan Asuransi Jiwa (SPAJ). Dalam SPAJ terdapat pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh seorang calon nasabah. Dari jawaban-jawaban itulah PA akan melihat apakah akan memberikan perlindungan asuransi jiwa kepada si nasabah atau tidak.

Nah, saat mengisi SPAJ inilah seringkali calon nasabah tak memberikan jawaban yang sebenarnya. Misalnya, dalam SPAJ terdapat pertanyaan tentang apakah kita pernah dirawat di RS dalam dua tahun terakhir. Jika kita menjawab tidak, padahal pernahg dirawat du RS enam bulan lalu, misalnya, maka bila terjadi kematian pada kita dan PA menemukan bahwa penyebab kematian kita adalah penyakit yang pernah membuat kita masuk RS sekitar enam bulan lalu, maka, jangan harap PA akan membayar UP yang mereka janjikan.

Klaim yang diajukan ternyata tak termasuk risiko yang ditanggung dalam polis: kadang-kdang PA Jiwa tak memberikan manfaat yang mereka janjikan bila ternyata penyebab kematian kita memang dikecualikan, dan pengecualian itu ditulis dalam polis. Mengenai pengecualian ini, umumnya PA menetapkan jumlah pengecualian yang bervariasi. Akan tetapi, umumnya adalah kematian karena bunuh diri, kematian karena orang yang bersangkutan melakukan tindak kriminal, kematian karena AIDS, kematian karena penyakit kritis, di mana kematian terjadi pada tahun pertama mengikuti program asuransi dari PA bersangkutan, kematian karena force majeure, atau hal-hal yang memang tak bisa dihindari, seperti perang, bencana alam, atau huru-hara yang tak tercantum dalam klausul perjanjian.
Seringkali pengecualian-pengecualian yang terdapat dalam polis itu tak dibaca oleh nasabah, sehingga ia merasa dirugikan ketika UP asuransinya tak dibayarkan. Karena itulah, jika kita memiliki polis asuransi, sempatkan lagi untuk membaca pasal-pasal yang ada dalam polis.

Nasabah terlalu lama mengajukan klaim: umumnya, PA menetapkan batasan waktu pengajuan klaim asuransi adalah tiga bulan. Repotnya, nasabah seringkali mengajukan klaim di luar batas waktu tersebut, sehingga PA sulit memenuhinya. Sebagai contoh, suami mengikuti sebuah program asuransi jiwa dengan kiota sebagai ahli warisnya. Bila terjadi kematian pada suami kita, maka kita hanya bisa mendapatkan manfaat asuransi yang dijanjikan apabila pengajuan klaim kita masih berada dalam batas waktu tiga bulan setelah kematian tersebut. Jika tidak, perusahaan asuransi mungkin tak mau memberikan manfaat yang mereka janjikan.

Sekarang, bagaimana kita bisa tahu lama batasan waktu yang diberikan oleh PA kita dalam mengajukan klaim kematian? Kita bisa membacanya di polis asuransi kita. Setelah itu, jika nanti betul terjadi risiko kematian, segeralah ajukan klaimnya kepada PA. Tak lengkapnya bukti atau data yang mendukung klaim: PA biasanya meminta sejumlah persyaratan saat pengajuan klaim apabila betul terjadi risiko kematian pada orang yang ditanggung. Persyaratan-persyaratan itulah yang sering tak dipenuhi atau dilengkapi oleh ahli waris nasabah, sehingga PA tentu tak bisa langsung membayar klaim mereka. Biasanya, persyaratan-persyaratan yang diminta oleh PA bila kita ingin mengajukan klaim kematian, surat dari RT/RW setempat, fotocopi identitas diri ahli waris, dan lain-lain.

Ada tagihan premi asuransi yang belum terbyara: bila kita tak membayar premi sesuai jangka waktu yang ditentukan, bisa saja polis asuransi kita jadi tak berlaku lagi. Ini berarti, kita tak lagi dilindungi asuransi. Inilah yang sering terjadi. Di awal-awal, nasabah secara regular membayar premi, tetapi ada suatu saat tertentu, premi tak lagi dibayar, bahkan hingga batas waktu tertentu. Ini sama saja dengan kalau kita memakai listrik dan tak membyaranya dalam batas waktu tertentu, sehingga listrik di rumah terancam diputus oleh PLN.

Karenanya, pastikan kita mengetahui peraturan pembayaran premi kita. Jangan sampai polis asuransi kita jadi tak berlaku lagi hanya gara-gara kita lupa membayar premi tepat waktu. Untuk menghindari kita ditipu oleh agen asuransi yang pura-pura bisa membyarakan premi kita, hindari membayar premi lewat agen. Lebih baik, transfer lewat bank atau minta PA langsung mendebet rekening kita di bank.

Bila kita telah memenuhi semua persyaratan yang diminta, jujur dalam mengisi SPAJ, rajin membayar premi, mengirimkan pengajuan klaim masih dalam jangka waktu yang ditentukan, tetapi klaim kita masih juga belum dibayarkan, coba cek lagi. Bisa saja perusahaannya yang bandel. Solusinya, tulis surat pembaca di media massa terkemuka atau facebook dan laporkan ke Yayasan lembaga Konsumen. Mudah-mudahan, Perusahaan Asuransi (PA) tersebut akan memperhatikan dan segera membayar klaim kita. Bila dengan kedua langkah tersebut tak juga mempan, angkat masalah ini ke pengadilan.

VII. Unit Link dan Polis Tradisional

Unit link layak dipertimbangkan sebagai suatu alternatif investasi sekaligus mendapatkan asuransi jiwa. Namun tentu saja, sebelum memilih, pelajari unit link yang ditawarkan. Hati-hati memilih fund manager dan perusahaannya. Keahlian fund manager sangat menentukan apakah investasi kita di unit link akan berhasil atau tidak. Oleh karena itu, hati-hati memilih fund manager dan perusahaan. Caranya tak jauh beda dengan memilih bank. Lihat track record perusahaan penerbit unit link bersangkutan, berapa banyak pelanggannya, dan bagaimana pula kualitas pengelola dananya. Tentu saja, biaya pengelolaan dana tersebut juga mesti dicermati. Tapi hati-hati, jangan sekadar melihat fee yang rendah sebagai patokan. Perusahaan yang menawarkan biaya pengelolaan rendah, bisa saja tak berkualitas.

Perhatikan kinerja dari masing-masing perusahaan. Perusahaan asuransi yang menawarkan produk unit link cukup banyak. Umumnya merupakan perusahaan asing atau campuran. Sementara, perusahaan asuransi lokal yang menjajajkan unit link tak lebih dari satu dua perusahaan saja. Yang perlu menjadi perhatian bukanlah soal asing atau lokal, tetapi sejauh mana jenis unit link yang ditawarkan serta kinerja dari masing-masing perusahaan dan tentu saja kinerja unit link tersebut.

Sesuaikan dengan prioritas kebutuhan kita. Tentukan pilihan produk unit link dari segi kebutuhan dan prioritas kita. Jangan membeli karena ikut-ikutan. Bila pertimbangan yang kita miliki adalah membeli proteksi dan investasi untuk tujuan jangka panjang, maka pilihan produk unit link bisa menjadi alternatif. Polis asuransi jiwa unit link dan plis tradisional memiliki persamaan mendasar. Keduanya merupakan polis asuransi jiwa yang memberikan kepada pemegang polis atau ahli warisnya, manfaat proteksi terhadap dampak finansial negatif dari kematian pemegang polis. Kendati begitu, terdapat perbedaan spesifik antara polis tradisional dengan plis unit link.

Risiko investasi: pada polis asuransi unit link, nilai unit direfleksikan berdasarkan nilai aset dana investasi dan nilai tersebut berfluktuasi mengikuti kinerja investasi. Dengan begitu, risiko investasi dalam polis ini secara langsung ditanggung oleh pemegang polis. Transparansi: dalam polis asuransi jiwa tradisional, pemegang polis tak mengetahui dengan pasti pengalokasian premi yang dibayarkan. Sebaliknya, polis asuransi jiwa unit link lebih transparan dalam pengalokasian premi. Pemegang polis akan menerima laporan tahunan yang menjelaskan elemen-elemen di dalam polis seperti premi, biaya mortalita, administrasi dan perkembangan nilai tunai.

Hasil investasi: polis asuransi tradisional menjamin besarnya uang pertanggungan sedangkan besarnya bonus tak diamin. Hasil investasi polis unit link secara langsung dikaitkan dengan kinerja dari dana yang dikelola. Kinerja ini sangat tergantung pada kepiawaian manajer investasi dan keadaan pasar. Peraturan investasi: di Indonesia, perusahaan asuransi harus memisahkan dana unit link dalam neraca keuangan. Ketentuan ini tak berlaku pada polis asuransi tradisional. Aturan pemisahan ini dibuat karena risiko investasiu dana unit link yang dilakukan oleh pemegang polis ditanggung pemegang polis, sehingga dari sudut pandang perusahaan asuransi faktor risikonya adalah nol.

VIII. Aneka Produk Asuransi

Asuransi Jiwa: Masa depan yang tak pasti, membuat banyak orang makin menyadari pentingnya asuransi. Banyak produk asuransi yang ditawarkan. Sebelum kita memilih, kenali dulu satu per satu. Ada 6 produk asuransi yang umum ditawarkan, yaitu asuransi jiwa, asuransi pendidikan, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi kebakaran, dan asuransi kendaraan bermotor. Bagi orang tua dari anak balita dan usia sekolah, asuransi yang dianjurkan untuk dimiliki adalah asuransi jiwa, kesehatan, dan pendidikan. Sementara asuransi-asuransi lain bukan suatu keharusan. Artinya, bila kondisi keuangan memang memungkinkan, silakan saja kita mengambil asuransi-asuransi tersebut. Namun, semua ini harus mempertimbangkan prioritas keuangan yang dimiliki.

Asuransi yang disesuaikan dengan keinginan nasabah: ada juga produk-produk asuransi yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah. Saat ini, kalau punya cukup uang dan ingin berjaga-jaga dari risiko yang mungkin timbul, kita bisa mengasuransikan berbagai modal dan kelebihan yang dimiliki. Semua dilakukan semata-mata untuk memproteksi apa yang dimiliki tentunya.

Risiko kematian bisa terjadi kapan saja tanpa terduga. Bila yang meninggal tak memiliki tanggungan apa pun, tentu tak terlalu masalah. Repotnya kalau yang meninggal itu masih punya tanggungan anak-anak atau anggota keluarga lain. Bagaimana jadinya mereka bisa makan dan membayar uang sekolah. Asuransi jiwa memberi proteksi terhadap nilai ekonomis seseorang. Bila ada asuransi jiwa, maka orang yang kita tinggalkan akan mendapatkan sejumlah uang pertanggungan (UP) yang bisa dia pakai untuk membiayai hidupnya. Jadi, ada pihak ketiga yang akan menjaga orang yang kita cintai setelah kita tak lagi bisa menjaga mereka.

Tentu saja, asuransi jiwa tak hanya penting untuk memproteksi biaya hidup kala orang tua meninggal. Bila kita punya utang, misalnya, cicilan rumah terhadap bank, kita pun perlu asuransi jiwa. Biasanya, bank juga akan meminta kita mengambil asuransi jiwa supaya bila kita meninggal, utang kita terhadap bank ada yang membayar. Untuk asuransi jiwa yang memproteksi utang terhadap bank, kita perlu membayar premi lagi karena uang cicilan yang dibayarkan setiap bulan sudah termasuk premi yang harus dibayarkan kepada perusahaan asuransi.

Banyak perusahaan asuransi yang memberikan layanan ini. Semuanya berusaha memberikan layanan terbaik dengan berbagai bujukan lainnya. Kita tak perlu buru-buru menutup diri atau memilih. Gunakan waktu kita untuk menyeleksi perusahaan mana yang memberikan tawaran dan pelayanan terbaik.

Asuransi Kesehatan: Mengingat biaya obat dan rawat inap di rumah sakit semakin hari kecenderungannya semakin meningkat, maka asuransi kesehatan menjadi penting. Sakit itu mahal. Kalau kita sakit, paling tidak kita harus pergi ke dokter sehingga ada biaya konsultasi yang harus kita bayar. Belum lagi obat dan kalau rawat inap di rumah sakit. Kalau saja uangnya ada. Kalau tidak. Beberapa rumah sakit saja sekarang meminta uang jaminan sebelum pasien masuk dirawat. Belum lagi kalau pasien harus dioperasi.

Untuk berjaga-jaga dari situasi ini, kita bisa mengambil asuransi kesehatan. Dibanding beberapa tahun lewat, sekarang makin banyak perusahaan asuransi yang menjual produk ini. Ada produk yang memberikan penggantian rumah sakit saja, atau penggantian rumah sakit plus penggantian rawat jalan, plus obat juga. Kita tinggal menentukan pilihan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan prioritas kita.

Tapi sebelum mengambil asuransi kesehatan, kita harus pandai-pandai mengukur diri. Maksudnya, apakah kita termasuk keluarga yang sering sakit. Bila demikian, ambillah asuransi kesehatan yang komplet, dari biaya rawat jalan sampai rumah sakitnya dicover oleh perusahaan asuransi. Hanya saja, biaya premi per tahunnya relatif mahal, biasanya antara Rp 1,5 sampai Rp 3,7 juta. Lain hal bila keluarga kita jarang sakit, apalgi kalau biaya dokter dan obat sudah diganti oleh perusahaan tempat kita bekerja, sebaiknya ikut asuransi yang hanya mencover rawat inap saja. Preminya jauh lebih mudah ketimbang asuransi kesehatan yang komplet.

Untuk asuransi kesehatan yang mengganti biaya rawat inap, biaya dokter, obat-obatan dan lain-lain, mungkin tak perlu diambil karena perusahaan sudah mengganti semua biaya tersebut, kecuali kalau kita merasa penggantian sebesar 80 persen masih tidak cukup. Tetapi jika keluarga tak ikut ditanggung oleh perusahaan tempat kita bekerja, mungkin ada baiknya bila asuransi kesehatan diambil.

Produk asuransi lainnya. Seperti asuransi kecelakaan: di mana pun kita berada, risiko kecelakaan akan tetap ada. Saat naik pesawat, kereta api, kapal laut, peluang sekecil apa pun selalu ada. Apa yang terjadi kalau seseorang mengalami kecelakaan? Biasanya akan dibawa ke rumah sakit. Ia pun akan menginap kalau luka-lukanya perlu perawatan cukup lama. Akibat terburuk, ia cacat. Bisa jadi salah satu organ atau anggota tubuhnya tak berfungsi. Akibatnya, ia tak bisa lagi bekerja dan mendapatkan penghasilan.

Untuk mengantisipasi risiko ini diperlukan asuransi kecelakaan. Asuransi kecelakaan memberikan uang pertanggungan bila seseorang mengalami kecelakaan hingga harus dirawat inap di rumah sakit, mengalami cacat, atau bahkan kematian. Sama seperti asuransi kematian, ada banyak perusahaan yang menawarkan asuransi kecelakaan. Umumnya mereka memberikan premi yang terjangkau. Orang yang menaiki kendaraan umum dengan membeli tiket, biasanya sudah disertai asuransi kecelakaan. Misalnya, naik pesawat terbang atau naik bis.

Asuransi kebakaran: musibah kebakaran bisa menimpa siapa saja. Bahkan di pemukiman elit sekalipun. Asuransi kebakaran akan mengganti kerugian-kerugian yang ditimbulkan akibat kebakaran. Contoh, penggantian biaya perbaikan rumah tinggal baru sampai penggantian isi rumah. Secara mendasar, asuransi ini hanya yang berkaitan dengan kebakaran tai kita bisa menambah manfaat asuransinya, seperti gempa bumi, pencurian, perampokan, pembersihan puing, dan lain-lain.

Asuransi kendaraan bermotor: di kota-kota besar, kendaraan merupakan alat vital untuk menunjang kita bergerak dan mencari nafkah. Meskipun kita sudah berhati-hati mengemudi, risiko tabrakan bisa saja terjadi. Belum lagi tingginya tingkat kejahatan di kota, sehingga mobil dan motor sering menjadi sasaran pencurian. Asuransi kendaraan bermotor bermanfaat untuk mengantisipasi kedua risiko tersebut.

Secara umum ada dua pilihan asuransi mobil, yakni total loss dan all risks. Kalau total loss hanya mengganti bila mobil kita rusak berat atau hilang, maka all risks mengcover juga kecelakaan kecil seperti terserempet. Pada saat mengajukan klaim, biasanya kita harus membayar biaya yang ditentukan oleh perusahaan tersebut, umumnya besaran antara Rp 200 ribu hingga 300 ribu.

Ketiga produk asuransi tadi boleh saja diambil bila memang keuangan keluarga memungkinkan.

IX. Hitung Dana dan Premi Lebih Tinggi

Asuransi Pendidikan: Mereka yang memiliki anak yang baru lahir atau yang belum menyelesaikan sekolahnya, dianjurkan untuk mengambil asuransi pendidikan. Risiko kematian pasti datang, masalahnya adalah kapan. Bayangkan bila saat itu terjadi kita masih punya anak yang belum menyelesaikan sekolahnya, dari mana kita punya dana untuk biaya kelanjutan sekolah si anak? Produk asuransi pendidikan merupakan janji, kepastian, dari perusahaan asuransi untuk memberikan sejumlah dana pendidikan setiap kali anak yang namanya tercantum dalam polis, masuk ke jenjang pendidikan tertentu, biasanya dimulai dari SD hingga S1.

Besarnya dana pendidikan yang diterima orang tua akan bervariasi. Untuk itu, orang tua hrus membayar premi dalam jumlah tertentu, bisa setiap bulan, tiga bulan, enam bulan, setahun. Bila terjadi kematian pada orang tua, perusahaan asuransi tetap akan memberikan jumlah dana tadi kepada si anak tanpa preminya perlu diteruskan lagi atau tak bayar premi lagi. Sayangya, masih banyak orang tua yang mengambil asuransi pendidikan tanpa tahu lebih dulu berapa perkiraan biaya pendidikan anaknya kelak. Padahal, UP yang bakal diterima umumnya jumlahnya tak cukup untuk menanggung biaya pendidikan si anak kelak. Bila hal ini terjadi, kita bisa menutup kekurangannya dengan dua pilihan. Pertama, menutupi selisihnya dengan menabung sendiri. Kedua, memperbesar dana pertanggungannya sehingga mencukupi untuk membiayai pendidikan.

Sebetulnya, bila kita termasuk pasangan yang punya disiplin tinggi dalam menabung, maka pilihan menabung atau investasi secara mandiri untuk mempersiapkan dana pendidikan anak dan membeli sejumlah asuransi dasar adalah pilihan terbaik. Sebab, dengan menabung sendiri, potensi keuntungannya akan jauh lebih besar ketimbang asuransi. Itulah sebabnya, banyak pakar keuangan yang menyarankan asuransi pendidikan diikuti oleh pasangan yang tingkat disiplinnya kurang dalam menabung. Bukankah dengan asuransi, mau tak mau, kita wajib membayar premi.

Kewajiban ini tentunya tak berarti apa-apa bila dibandingkan rasa aman yang akan diperoleh dengan melihat biaya pendidikan anak pasti terbayarakan.

Bila kepesertaan asuransi baru dilaksanakan ketika anak duduk di TK atau malah SD, maka premi yang mesti dibayarkan otomatis lebih tinggi dibandingkan asuransi yang direncanakan sejak anak usia 0 tahun. Karena faktor yang paling memengaruhi besarnya premi adalah usia anak dengan batas maksimal 12 tahun dan usia orang tuanya. Jadi, semakin dini anak ikut asuransi, preminya akan lebih murah. Kalaupun pembayaran premi dianggap memberatkan, pihak asuransi dapat mengubah caranya menjadi cicilan lewat pembayaran setiap semester ataupun triwulan.

Berdasarkan rencana orang tua, pihak asuransi akan menghitung-hitung berapa uang pertanggungan (UP) yang diperlukan untuk kebutuhan masing-masing jenjang pendidikan yang diinginkan. Dari situ, bisa disimpulkan berapa besar premi yang harus dibayarkan orang tua setiap bulannya. Masalahnya, bila disesuaikan dengan kebutuhan biaya pendidikan, UP akan sangatlah besar dan berdampak terhadap meningkatnya premi yang harus dibayarkan.

Sebagai contoh, bila orang tua berniat mengikutkan anaknya yang masih di dalam kandungan dalam program asuransi pendidikan hingga anaknya mencapai perguruan tinggi dengan target UP sebesar Rp 50 juta, maka si orang tua harus membayar premi sebesar Rp 5,9 juta per tahun selama kurang lebih 17 tahun.

Saat anak berusia 4 tahun, ia akan mendapatkan 5% UP dari Rp 50 juta yakni sekitar Rp 2,5 juta yang diharapkan bisa menjadi biaya selama di TK. Selanjutnya, kala masuk SD, pihak asuransi akan memberikan 10% UP, yaitu sekitar Rp 5 juta. Begitu masuk SLTP mendapat Rp 10 juta dan ketika SMA mendapat Rp 18,5 juta. Terakhir ketika masuk perguruan tinggi anak akan mendapat Rp 50 juta ditambah bonus-bonus pembayaran uang semester yang totalnya mencapai hampir Rp 30 juta.

Contoh lain, jika pendapatan orang tua sekitar Rp 2,5—3 juta per bulan, asumsikan 10%-nya untuk biaya asuransi pendidikan anak, yaitu sebesar Rp 250-300 ribu per bulan. Atau sekitar Rp 3—3,6 juta per tahun. Jika usia orang tua 28 tahun dan usia anak masih di bawah 6 bulan atau 0 tahun mengambil program asuransi dengan premi sebesar Rp 3.282.000 dan masa bayar selama 18 tahun, maka yang bersangkutan akan mendapat UP sekitar Rp 22—27 juta.
Dengan asumsi UP sebesar rata-rata Rp 25 juta, dana pendidikan akan diberikan secara bertahap sebagai berikut. saat anak berusia 4 tahun, masuk TK, sebesar Rp 1.250.000 dan di usia 6 tahun, masuk SD, sebesar Rp 2,5 juta. Sewaktu anak berusia 12 tahun, masuk SMP plus bonus study reward, mendapat Rp 6.250.000. Kala berusia 15 tahun, masuk SMA plus bonus study reward sebesar Rp 10.625.000.

Sementara ketika berusia 18 tahun, masuk perguruan tinggi plus uang kuliah semesteran tahun pertama, sebesar Rp 29,5 juta. Di uia 19 tahun, tahun kedua, sebesar Rp 2,5 juta. Usia 20 tahun, tahun ketiga kuliah, sebesar Rp 3 juta. Di tahun keempat sebesar Rp 3,5 juta. Di usia 22 tahun untuk persiapan skripsi sebesar Rp 4 juta dan di usia 23 tahun yang dapat digunakan untuk persiapan bekerja sebesar Rp 3.370.000. Dengan demikian total dana pendidikan yang akan diberikan adalah Rp 66.875.000 atau sebesar 267,5% UP.

Pada saat jatuh tempo, jika orang tua masih hidup atau mencapai usia 85 tahun, akan diterimakan uang sebesar Rp 25 juta atau 100% UP. Namun jika orang tua meninggal dunia selama masa pembayaran premi, maka polis menjadi bebas premi, selain akan diberikan uang duka sebesar Rp 25 juta atau 100% UP dan dana pendidikan akan tetap diberikan sesuai jadwal. Sebaliknya, jika selama polis berjalan ternyata anak, tertanggung, meninggal dunia, dana pendidikan tetap diberikan sesuai jadwal yang bisa digunakan untuk keperluan lainnya.

X. Memilih PA dan Kenakalan Agen

Memilih perusahaan asuransi tak beda dengan memilih jodoh, gampang-gampang susah. Pada awalnya begitu mengesankan, belakangan baru kelihatan aslinya. Bandingkan 3-5 perusahaan asuransi, lalu pelajari satu per satu sambil bertanya kepada teman-teman atau kerabat yang telah membeli produk di sana. Ada 3 hal penting yang harus dipertimbangkan.

Pertama, reputasi pelayanan. Untuk menilai reputasi pelayanan, salah satunya dengan cara mendatangi sendiri kantor PA tersebut. Nilailah pelayanan yang diberikan ketika kita mendatanginya. Dari situ kita dapat mengetahui kualitas pelayanan seperti apa yang akan kita temui ketika kita harus datang sendiri kelak, misal, dalam mengurus uang pertanggungan.

Kedua, reputasi keuangan. Reputasi keuangan dapat dinilai dengan melihat laporan keuangan perusahaan tersebut. Kita bisa memintanya langsung atau melihatnya di media cetak maupun elektronik. Nilailah seberapa besar kekuatan modal perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan yang lain. Nilai juga seberapa bagus arus kas dari perusahaan tersebut. Dalam dunia asuransi, dikenal istilah RBC (Risk Based Capital), yakni sebuah cara untuk menilai kesehatan perusahaan asuransi. Tanyakan kepada si agen asuransi, beraa RBC-nya. Pilihlah PA yang memiliki RBC 120% atau lebih. Kurang dari itu, lebih baik cari PA yang lain karena berarti tak bagus.

Ketiga, reputasi pemilik dan manajemen. Perhatikan juga siapa pemilik mayoritas dan siapa pengelola dari PA tersebut. Lihat, apakah mereka memiliki reputasi yang tercela di masyarakat. Mungkin hal ini terlihat agak subyektif, tetapi tak ada salahnya bila kita mengenal siapa pemilik dan siapa pengelola PA kita. Kalau mereka memiliki reputasi yang tercela, hindari.

Bila memilih PA joint venture, kita dapat melihat bagaimana reputasi dari perusahaan asing tersebut di berbagai negara lain. Agen asuransi biasanya memiliki kumpulan berita tentang bagaimana reputasi perusahaan asing tersebut di sejumlah negara lain. Atau, bukalah internet untuk melihat bisnisnya di negara-negara lain.
Bila memilih PA lokal, pilihlah PA lokal, bukan joint venture, yang memiliki reputasi tahan banting, yaitu perusahaan yang cukup tua dan pernah melalui berbagai macam krisis. Kalau PA tersebut merupakan bagian dari sebuah grup usaha besar, konglomerat, lihat juga bagaimana kinerja dari grup usaha besar tersebut. Ini karena kadang-kadang, meruginya salah satu perusahaan dalam grup usaha besar bila saling memengaruhi keuntungan dan kerugian dari perusahaan lainnya yang terdapat dalam grup usaha tersebut.

Bukan tak mungkin akan kita alami pula bila bertemu dengan agen asuransi yang nakal. Tentu saja, ulah agen-agen nakal ini, ujung-ujungnya menyulitkan nasabahnya dalam mengajukan klaim. Ditambah, kesalahan para nasabah dalam membeli asuransi yang umumnya kurang memahami produk yang ditawarkan dengan berbagai alasan. Misal, membeli karena terpaksa lantaran si agen itu temannya, terbujuk rayuan iklan, dan lainnya. Akibatnya, kita sebagai pemegang polis yang dirugikan. Bentuk kontrak kerasama asuransi antara perusahaan asuransi dan pemegang polis yang rumit, membuat orang malas untuk membaca dan memahaminya. Peran agen asuransi menjadi sangat dibutuhkan dalam hal ini.

Karena itu, nasabah sebaiknya proaktif dengan selalu menanyakan secara detil kontrak perjanjian dan meluangkan waktu untuk membaca polis serta memahaminya. Ingat, polis itulah yang selalu dijadikan rujukan, bukan dari apa yang dikatakan agen asuransi. Umumnya PA memberikan semacam jaminan uang kembali kalau ternyata kita tak puas terhadap pasal-pasal yang tertera dalam polis. Kita bisa mengembalikan polisnya, dan uang kita akan kembali. Tentu saja, selama pengembalian polis itu berada dalam batas jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh PA, biasanya 30-90 hari.

Untuk membuktikan apakah presentasi yang diberikan agen asuransi benar, kita tinggal mencocokkan saja dengan polis asuransi yang diterbitkan. Bila sama, berarti si agen asuransi itu memang jujur dan bisa dipercaya. Singkatnya, bila kita mau membeli asuransi, selain harus memperhatikan reputasi perusahaan asuransinya, kita juga harus bersedia meluangkan waktu untuk mempelajarinya. Dengan demikian, risiko kesalahpahaman bisa dikurangi serendah mungkin.

Kenakalan agen asuransi: selain tak menyetorkan uang premi titipan nasabah, masih ada lagi bentuk kenalakan lainnya yang dilakukan oleh agen atau sales asuransi yang tak bertanggung jawab. Di antaranya, demi memenuhi target penjualannya, mereka seringkali melupakan kepentingan pembeli. Contoh, dengan merayu calon nasabah untuk membeli produk asuransi yang belum tentu dibutuhkan.

Mereka hanya mempresentasikan keunggulan atau benefit dari produk asuransinya karena ingin menutup penjualan cepat-cepat. Si agen enggan meluangkan waktu lebih lama untuk menerangkan peraturan mengenai persyaratan kondisi risiko yang bisa diklaim, persyaratan dan cara mengajukan klaim. Setelah transaksi terjadi, agen asuransi nakal biasanya melupakan kliennya. Hal ini juga bisa disebabkan agen asuransi mudah sekali berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya atau berpindah-pindah.

XI. Asuransi sebagai Antisipasi Risiko

Cara antisipasi risiko yang paling sering dilakukan orang adalah dengan mengambil asuransi. Yang dimaksud dengan asuransi adalah suatu bentuk pembagian atau pengalihan, transfer, risiko kepada pihak lain, dalam hal ini kepada sebuah perusahaan asuransi. Perwujudannya adalah dengan ditandatanganinya kontrak antara perusahaan asuransi dengan nasabahnya, di mana disitu disebutkan bahwa apabila di nasabah mengalami risiko tertentu yang disebutkan dalam kontrak, polis, maka perusahaan asuransi akan memberikan santunan sebesar jumlah tertentu, biasanya disebut UP—Uang Pertanggungan.

Banyak orang beranggapan bahwa asuransi bisa menghindari terjadinya suatu risiko. Keliru. Asuransi bukan menghindari terjadinya risiko, melainkan mengatasi akibat finansial yang ditimbulkannya. Misalnya, risiko kebakaran rumah diantisipasi dengan mengambil Asuransi Kebakaran. Asuransi Kebakaran memang tidak akan menghindari risiko kebakaran, tetapi mengatasi akibat finansial yang ditimbulkan karena kebakaran tersebut.

Tak sedikit orang yang melakukan kesalahan ketika mereka melakukan antisipasi risiko. Asuransi merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi terjadinya risiko tersebut. Apakah itu Asuransi Jiwa, Asuransi Kesehatan atau Asuransi Kerugian seperti Asuransi Kendaraan, Rumah, dan lain sebagainya. Namun sayangnya, banyak orang yag mengambil program asuransi tanpa melakukan perhitungan yang matang. Adapun yang dimaksudkan dengan perhitungan matang adalah mengetahui apakah betul produk tersebut memang dibutuhkan, dan, mengetahui apakah produk tersebut memang lebih banyak untungnya daripada ruginya. Jadi dapat kita lihat bahwa mengambil asuransi tanpa perhitungan bisa membuat kita jadi boros. Uang kita terbuang percuma.

Ada juga sebagian orang yang tidak percaya pada asuransi. Mereka tidak percaya pada perusahaan asuransi (PA), mereka bahkan tidak percaya terhadap bisnis asuransi. Mereka tidak percaya bahwa perusahaan asuransi memang akan mengganti klaim mereka bila mereka mengelami risiko. Banyak di antara kita yang mungkin sering mendengar tentang perusahaan asuransi yang tidak bisa membayar klaim kepada nasabahnya. Kita mungkin juga pernah atau sering membaca di surat kabar tentang seorang pembaca yang sudah berbulan-bulan tidak bisa menagih Santunan Kematian orang tuanya dari sebuah perusahaan asuransi. Banyak juga cerita tentang perusahaan asuransi yang tidak membayar kewajibannya kepada nasabah ketika nasabah memutuskan untuk menghentikan program asuransinya dan memintai nilai tunainya.

Banyak orang yang tidak langsung begitu saja percaya pada program asuransi yang ditawarkan oleh seorang agen asuransi.

Tidak bisa disangkal lagi, asuransi merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi risiko-risiko yang mungkin terjadi pada kita. Adalah salah kalau kita tidak lagi mempercayai asuransi hanya karena kita sering mendengar atau membaca tentang keluhan masyarakat tentang asuransi. Selama dunia bisnis masih ada, keluhan-keluhan tersebut akan terus ada. Ini karena perusahaan asuransi terdiri atas manusia, dan manusia juga tidak luput dari kesalahan, terutama kesalahan-kesalahan teknis.

Sama dengan asuransi. Selama dunia bisnis masih ada, maka keluhan-keluhan tentang bisnis asuransi akan tetap muncul dalam media massa. Tetapi bukan berarti kita harus tidak lagi mempercayai dunia asuransi. Bila kita memburu tikus, dan tikus tersebut lari ke dalam tumpukan jerami, maka kita tidak perlu membakar semua jerami kita. Cari saja tikus tersebut sampai dapat!

Banyak yang menganggap asuransi sama dengan judi. Ini karena sifat asuransi yang tidak pasti, di mana santunan asuransi hanya diberikan bila terjadi suatu risiko. Perlu diketahui bahwa asuransi tidak sama dengan judi. Ini karena dalam judi, orang bertaruh untuk menang. Dalam asuransi, kita bertaruh untuk kalah. Maka, siapa sesungguhnya yang mau bertaruh untuk kalah? Kalau orang tua kita punya Asuransi Jiwa dengan kita sebagai ahli warisnya, apakah kita akan mengharap agar orang tua kita cepat-cepat meninggal? Tidak.

Asuransi jelas tidak sama dengan judi. Jujur saja, walaupun kita punya Asuransi Kecelakaan, tapi pasti kita tidak pernah sekali-kali berharap bahwa akan terjadi risiko kecelakaan pada diri kita sehingga kita akan mendapatkan santunan asuransi. Bagaimana prakteknya pada kita? Anggap asuransi sebagai suatu bentuk proteksi, bukan sebagau suatu jalan pintas untuk mendapatkan uang. Kadang-kadang, banyak juga orang yang sudah merasa cukup dengan janji perlindungan dari perusahaan tempat mereka bekerja, bila terjadi suatu risiko yang tidak diinginkan pada mereka. Sebagai contoh, perusahaan tempat kita bekerja bisa saja mengatakan bahwa kita akan mendapat pesangon bila terjadi kecelakaan kerja pada diri kita. Yang mungkin tidak kita sadari adalah bisa saja jumlah ganti rugi yang diberikan perusahaan kita tidak akan cukup untuk membiayai hidup kita atau keluarga kita kelak bila terjadi sesuatu pada diri kita.

Bila perusahaan kita mengikuti Program Jamsostek, misalnya, dan kita termasuk salah satu pesertanya, jangan merasa sudah cukup. Tidak ada salahnya menanyakan, berapa yang akan kita dapatkan bila terjadi risiko kematian atau kecelakaan kerja pada diri kita. Jangan ragu untuk bertanya karena itu adalah hak kita sebagai peserta Program Jamsostek.

Program Antisipasi Risiko yang sudah kita buat mungkin mengharuskan kita untuk mengambil sejumlah asuransi. Di sini, penting sekali bagi kita untuk mengetahui tentang produk-produk asuransi yang tersedia di pasaran. Agen Asuransi Jiwa mengatakan bahwa setiap orang yang sudah bekerja memerlukan Asuransi Jiwa. Ini karena setiap orang memiliki nilai ekonomis, penghasilan rutin, dan nilai ekonomis itulah yang harus diproteksi dengan Asuransi Jiwa. Sehingga, bila orang tersebut meninggal dunia, maka penghasilannya tidak akan hilang karena sudah diproteksi.

Tidak! Kita perlu memiliki Asuransi Jiwa bukan karena kita memiliki nilai ekonomis, tetapi karena ada yang harus kita proteksi. Apa yang harus diproteksi? Bukan penghasilan kita, tetapi tanggungan kita, atau utang yang belum kita bayar. Bila kita memiliki tanggungan, misalnya, maka yang harus diproteksi dengan Asuransi Jiwa bukanlah penghasilan kita, tetapi Biaya Hidup yang kita keluarkan secara rutin untuk tanggungan kita. Itulah yang harus diproteksi. Dengan demikian, bila kita, misalnya, single dan tidak memiliki tanggungan serta tidak memiliki utang, maka tidak ada yang harus diproteksi.

Ini berarti kita, sebagai seorang single, tidak memerlukan Asuransi Jiwa. Lain misalnya kalau kita mengambil Asuransi Jiwa karena ingin mewariskan sesuatu bila kita meninggal. Ini berarti, konsep asuransi kita sudah berubah. Bukan lagi untuk proteksi. Padahal, konsep asuransi yang benar adalah untuk melakukan proteksi. Banyak Asuransi Kesehatan yang dijual dengan cara ditempelkan ke produk Asuransi Jiwa. Tetapi banyak juga yang dijual secara terpisah, dengan cara pembayaran bulanan atau tahunan. Bila tidak terjadi risiko apa-apa, kontrak selesai. Tidak ada pengembalian premi.

Bila kita tidak mendapatkan penggantian Biaya Kesehatan dari kantor kita, atau jumlah penggantian tersebut masih kita rasa tidak cukup, maka dengan tidak bisa diduganya jumlah Biaya Kesehatan, karena sulit diduganya jangka waktu sakit yang bisa kita alami, maka kita sebaiknya memiliki sebuah Asuransi Kesehatan. Asuransi Kesehatan tidak perlu kita ambil kalau kita memiliki persediaan dana yang bisa mengcover biaya rumah sakit selama setahun, dengan asumsi biaya Rp 250 ribu per hari kita dirawat di rumah sakit, tanpa kita merasa keuangan kita menjadi terganggu.

Besar kecilnya premi Asuransi Penyakit Kritis biasanya dibedakan berdasarkan tiga kategori: umur, jenis kelamin, merokok atau tidak. Ada satu kategori saja yang berbeda, maka preminya juga akan berbeda. Premi Asuransi Rumah biasanya dibayar sekali dalam setahun. Bila tidak terjadi apa-apa dalam setahun, maka kontrak selesai. Tinggi rendahnya jumlah premi yang dibayar dilihat dari berapa nilai rumah kita pada saat ini. Preminya sendiri sudah ditentukan, sekian persen atau permil, per seribu, dari nilai rumah kita. Dengan demikian, dengan naiknya nilai properti dari tahun ke tahun, maka premi asuransi kita juga meningkat dari tahun ke tahun.

Premi Asuransi Kendaraan biasanya dibayar sekali dalam setahun. Bila tidak terjadi apa-apa dalam setahun, maka kontrak selesai. Tinggi rendahnya jumlah premi yang dibayar dilihat dari berapa nilai kendaraan kita pada saat ini. Preminya sendiri sudah ditentukan, sekian persen atau permil atau per seribu, dari nilai kendaraan kita. Dengan demikian, dengan turunnya nilai kendaraan kita dari tahun ke tahun karena usia pemakaian, maka premi asuransi kita juga akan turun dari tahun ke tahun.

Apa pun asuransi yang kita ambil, usahakan untuk tidak menghentikan program asuransi kita yang lama, kecuali kalau memang sudah habis masa berlakunya, sampai asuransi kita yang baru sudah berjalan. Ini untuk menghindari terjebaknya kita dalam keadaan tanpa asuransi. Jangan memilih Perusahaan Asuransi (PA) hanya karena perusahaan itu sering beriklan lewat media cetak atau televisi. Ingatlah bahwa biaya promosi yang dikeluarkan oleh PA akan dibebankan kembali kepada nasabah dengan mencharge premi yang lebih tinggi. Juga, jangan tidak memilih perusahaan asuransi hanya karena kita tidak pernah melihat iklannya.