Risalah Lahirnya Era Reformasi di Kalbar
Catatan Syafaruddin Usman MHD
Senin, 16 Februari
Sedikitnya 15 (lima belas) orang mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Kabupaten Sambas, dari berbagai perguruan tinggi di Pontianak, mendatangi gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sambas di Singkawang. Mereka mempertanyakan situasi dan kondisi yang terjadi belakangan, berkaitan dengan krisis ekonomi yang kian melanda pesat. Rombongan mahasiswa ini dipimpin Muhammad Isa, (Sdr. Muhammad Isa, SPd) aktifis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Pontianak, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (Fakultas KIP) Universitas Tanjungpura (Untan).
Jumat, 20 Februari
Sedikitnya 100 (seratus) orang pemuda yang tergabung di dalam Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan Majelis Pemuda Indonesia (MPI) Kalimantan Barat, menyampaikan suara yang berkembang di masyarakat khususnya mengenai kesukaran ekonomi, terutama mengenai semakin menaiknya harga kebutuhan pokok. Rombongan dipimpin Ketua Dewan Pimpinan Daerah KNPI Kalbar Eddy Suratman SE MA. (Dr. Eddy Suratman, SE. MA). Rombongan diterima Gubernur Kalimantan Barat H Aspar Aswin didampingi Kadit Sospol Kalbar Letkol (Purn) Soemitro dan sejumlah pejabat Pemda Kalbar lainnya di ruang kerja Gubernur Kalbar.
Selasa, 10 Maret
Sedikitnya 300 (tiga ratus) orang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fakultas ISIP) Untan menggelar aksi solidaritas kepedulian terhadap rakyat kecil. Mereka menggelar mimbar bebas di lingkungan kampus Fakultas ISIP Untan, kemudian melakukan pawai keliling Untan. Aksi ini dimotori oleh mahasiswa Fakultas ISIP Untan yang tergabung di dalam Gerakan Mahasiswa Pecinta Alam Regenerasi (Gempar) FISIP Untan, dikoordinir oleh Rachmad Mauluddin (Sdr. Rachmad Mauluddin, S.Sos).
Rabu, 11 Maret
Mimbar bebas di kampus Untan. Ratusan mahasiswa tumpah di halaman rektorat Untan untuk menggelar aksi mimbar bebas. Aksi ini mereka sebut dengan Gerakan Mahasiswa Peduli Rakyat (Gempur). Dalam aksi ini, tidak ada kata yang indah selain Turunkan Harga dan Perbaiki Perekonomian Rakyat. Aksi yang melibatkan semua komponen mahasiswa dari berbagai fakultas di lingkungan Untan ini dikoordinir oleh Senat Mahasiswa (Sema) Untan diketuai Viryan Azis (Sdr. Viryan Azis, SE). Pembantu Rektor (Purek) III Untan Drs Mustafa Kamal (Drs H Mustafa Kamal MM) turun langsung memantau gerakan aksi mahasiswa, dan ikut aktif berorasi menyampaikan dukungannya.
Sabtu, 21 Maret
Ratusan mahasiswa dari dua perguruan tinggi di Pontianak, masing-masing Akademi Widya Dharma (Akademi WD) dan Sema Untan, keduanya di tempat terpisah menggelar aksi peduli terhadap kehidupan rakyat kecil. Akademi Widya Dharma melakukan bazar, dan Sema Untan membagikan sedikitnya 500 paket sembako gratis kepada masyarakat menengah ke bawah.
Selasa, 2 April
Kembali aksi peduli rakyat digelar. Sejumlah mahasiswa mendatangi wakil rakyat di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Kalimantan Barat. Dari bundaran Untan, kawasan Tugu Perintis Kemerdekaan, dengan berjalan kaki mahasiswa menemui wakil rakyat tersebut.
Minggu, 5 April
Sedikitnya 100(seratus) orang mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pontianak menggelar aksi mimbar bebas di halaman Sekretariat HMI Cabang Pontianak Jalan KH Wahid Hasyim (Jalan Penjara). Aksi ini menghujat kondisi pemerintahan saat ini, yang dinilai telah gagal melaksanakan pembangunan. Bagi mereka, sebagai mahasiswa mereka bukan hanya berpikir akan kuliah semata. Tetapi juga, ikut memikirkan nasib rakyat dan bangsa, terlebih dalam kondisi sekarang.
Senin, 6 April
Aksi mimbar bebas kembali dilakukan mahasiswa. Kali ini di dua kampus dari dua perguruan tinggi yang terpisah. Masing-masing Fakultas Teknik Untan dan STAIN Pontianak.
Selasa, 14 April
Sedikitnya 20 orang wakil kalangan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kalbar mendatangi wakil rakyat di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalbar. Mereka menyampaikan aspirasi yang berkembang, intinya mendukung upaya reformasi di segala bidang. Para utusan mahasiswa ini menamakan dirinya Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Kalimantan Barat. Usai bertemu para wakil rakyat di gedung Dewan di Jalan Ahmad Yani, mereka kemudian mendatangi Kantor Gubernur Kalbar. Saat itu, Gubernur Kalbar H Aspar Aswin sedang tidak berada di tempat, rombongan diterima Sekda Kalbar Drs H Djawari didampingi Assisten IV Drs H Tabrani Hadi.
Jumat, 17 April
Setelah sebelumnya gagal bertemu Gubernur Kalbar (Selasa, 14 April), hari ini 9 (sembilan) orang mahasiswa utusan dari Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Kalbar, dipimpin Viryan Azis mendapat kesempatan berdialog dengan Gubernur Kalbar HA Aswin yang sudah berada di tempat. Dalam dialog tertutup selama sekitar tiga jam itu, kepada Gubernur Aswin disampaikan sejumlah permasalahan yang intinya menyangkut kondisi masyarakat saat ini akibat tekanan perekonomian. Rombongan mahasiswa yang dipimpin Viryan Azis dan Sekretaris Umum Sema Untan Faisal Riza mendapat respon positif dari Gubernur Aswin.
Senin, 20 April
Sedikitnya 100 (seratus) orang mahasiswa STAIN Pontianak kembali turun ke jalan, menggelar aksi mimbar bebas.
Selasa, 21 April
Sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Pontianak kembali melakukan aksi keprihatinan. Dan kali ini, mereka mulai turun ke jalan. Mereka melakukan aksi menuntut reformasi di segala bidang, khususnya politik, hukum, ekonomi maupun bidang lainnya. Dalam aksi yang mulai membesar dalam kafasitas keterlibatan kalangan mahasiswa itu, Rektor Untan (1991-1999) Prof H Machmud Akil SH turun langsung berada di tengah aksi mahasiswa dan menyampaikan orasi dukungannya terhadap gerakan reformasi yang dimotori kalangan kampus tersebut.
Sabtu, 25 April
Kembali sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Pontianak menggelar aksi mimbar bebas di halaman Rektorat Untan. Selain itu, mereka juga menggelar aksi poster dengan nada protes keras terhadap rezim Orde Baru. Tak sedikit dosen ikut menyampaikan orasi dukungan mereka, yang intinya menyatakan berada bersama kalangan mahasiswa dan mendukung sepenuhnya apa yang tengah diperjuangkan kalangan mahasiswa dan pemuda saat itu.
Selasa, 28 April
Lebih dari 100 (seratus) mahasiswa Islam yang menghimpun diri ke dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslimin Indonesia (KAMMI) Kalbar menggelar aksi mimbar bebas. Kali ini dipusatkan di alun-alun Masjid Raya Mujahidin Pontianak. Sejumlah dosen, di antaranya Prof Dr Syarif Ibrahim Al Qadrie MSc (saat itu Dekan FISIP Untan) dan Dian Patria SE MSc (Dosen Fakultas Ekonomi Untan) menyampaikan orasi mereka.
Senin, 4 Mei
Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Pontianak, kembali mendatangi para wakil rakyat di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Barat. Mereka melakukan long march dari Bundaran Untan (Tugu Perintis Kemerdekaan) di Jalan Ahmad Yani. Aksi ini dimotori oleh kalangan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Pontianak yang menamakan dirinya Front Mahasiswa Indonesia Kalimantan Barat. Tuntutan utamanya adalah dilakukannya reformasi total, khususnya di Kalbar dan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).
Aksi yang melibatkan ratusan mahasiswa ini dihadang oleh petugas dan aparat keamanan di depan kampus Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP) yang bersebelahan dengan Kantor Gubernur Kalbar di Jalan Ahmad Yani. Setelah berhasil melintasi blokade keamanan, kalangan aksi kemudian mendatangi Gedung Golkar (Golongan Karya) dan melakukan orasi di sana.
Kamis, 7 Mei
Kembali aksi mimbar bebas digelar. Kali ini di halaman Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP), Aksi melibatkan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Pontianak. Aksi ini dimotori oleh mahasiswa dari Senat Mahasiswa (Sema) UMP.
Sabtu, 9 Mei
Aksi turun ke jalan dari kalangan mahasiswa terus berlanjut. Kali ini aksi mimbar bebas di halaman Fakultas Teknik Untan. Meski diguyur hujan deras, namun aksi terus berlanjut. Intinya, menuntut penurunan harga yang berlaku di pasaran.
Selasa, 12 Mei
Aksi unjuk rasa mahasiswa kali ini kembali diusung di kampus Untan dengan pokok aksi menuntut dilakukannya reformasi total se semua segi penyelenggaraan kenegaraan. Kali ini mahasiswa mencoba untuk kembali ke luar kampus, namun, mereka kembali berhadapan dengan penghadangan yang dilakukan oleh aparat dan petugas kemananan sebagaimana hari-hari sebelum ini. Menurut beberapa pengunjuk rasa, maksud mereka ke luar kampus adalah untuk menemui Menteri Pemuda dan Olahraga Agung Laksono yang saat itu tengah mengadakan dialog dengan KNPI Kalbar di Hotel Kapuas. Namun usaha ini gagal, karena dibendung petugas keamanan.
Rabu, 13 Mei
Setelah kemarin tertahan untuk mengadakan sksi di luar kampus, kali ini para demonstrasn mahasiswa kembali berunjuk keprihatinan. Unjuk rasa yang berlangsung dari ukul 10 hingga 14.35 WIB hari ini berakhir dengan bentrokan fisik antara kalangan mahasiswa dengan petugas keamanan. Mulanya, dengan tertib kalangan mahasiswa mengadakan long march dari Bundaran Untan menuju Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Di perjalanan sekitar Parit Haji Husin II, mereka dihadang aparat keamanan. Antara keduabelah pihak tak dapat menghindari bentrokan fisik. Dari kedua belah pihak tersebut, masing-masing jatuh korban berupa luka ringan saat saling lempar batu di saat petugas keamanan melepaskan tembakan gas airmata.
Aksi yang tegang ini akhirnya dapat diredakan dengan turun ke jalannya Rektor Untan Prof H Machmud Akil SH yang berhasil menenangkan massa aksi mahasiswanya. Namun demikian, kejengkelan kalangan mahasiswa tampak memuncak dngan adanya korban nyawa dari kalangan mahasiswa di Kampus Trisakti Jakarta.
Kamis, 14 Mei
Aksi damai digelar. Kali ini jumlah pengnjukrasa semakin membengkak dari aksi-aksi sebelumnya. Dengan berjalan kaki, ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Pontianak mendatangi Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Barat. Sementara itu, dari kampus Universitas Panca Bhakti (UPB), aksi unjuk rasa juga digelar di halaman kampusnya di Jeruju. Di STAIN dilakukan sholat ghaib atas tewasnya empat mahasiswa Universitas Trisakti Jakarta. Hingga senja hari, aksi mahasiswa terus berlanjut di berbagai kampus.
Jumat, 15 Mei
Hari ini tidak ada aksi keprihatinan. Namun hamper semua tempat nampak mengibarkan bendera setengah tiang. Ini sebagai tanda belangsungkawa atas gugurnya para reformis dari Usakti Jakarta 12 Mei lalu. Pada hari ini pula, Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Kalbar mengeluarkan pernyataan sikapnya. Intinya adalah menuntut reformasi total.
Sabtu, 16 Mei
Suara mahasiswa adalah amanat rakyat. Ketegasan itu diungkapkan sejumlah dosen yang mendatangi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalbar. Para dosen ini menyatakan dukungan penuhnya kepada aksi keprihatinan yang selama ini digelar kalangan mahasiswa dan pemuda. Sejumlah 19 orang dosen tersebut menyatakan pernyataan sikap mereka yang intinya menyatakan tegas agar reformasi dilakukan total di semua aspek kehidupan kenegaraan, tanpa kecuali di Kalimantan Barat.
Adapun kesembilanbelas dosen tersebut, masing-masing Prof H Kamidjan Tono SE, Sukarsih Panjaitan Mashud SE, H Rousdhy Said SH MH, Ruslan Hua SE (Almarhum), Erna Salmah SH M Hum, Dr Fariatuti SE MA, Dian Patria SE MA, Garuda Wiko SH MS, M Anwar Said SH MS, Mahendra Jaya SE, Bonar Siregar SE, HM Ali Nasrun SE M Ec, Drs Wanto Rivaie MS, Kasim Umay SH, Nawawi SH M Hum (Almarhum), Memet Agustiar SE MA,Windhu Putra SE MSi, Drs Ikhsanuddin MSI dan Drs Slamet Tarno.
Minggu, 17 Mei
Meski hari libur, aksi mimbar bebas terus berlanjut. Dan kali ini, aksi tersebut digelar si halaman Sekretariat HMI Cabang Pontianak dengan menampilkan sejumlah pembicara kritisnya. Sehari sebelumnya, Sabtu (16 Mei) DPD KNPI Kalbar mengeluarkan pernyataan sikapnya, yang intinya mendukung penuh gerakan moral yang terus digulirkan kalangan mahasiswa dan pemuda.
Senin, 18 Mei
Para tokoh agama, masyarakat, politisi dan pemuda menyatakan sikap tegas mereka mendukung gerakan moral reformasi total. Dalam dukungan tersebut, kalangan tersebut menggariskan agar tuntutan reformasi dilakukan secara damai tanpa jatuhnya korban kembali. Prakarsa dilahirkannya dukungan dari kalangan tokoh tersebut berasal dari H Ibrahim Saleh (Almarhum), H Abang Achmad Noor (Almarhum) dan tokoh lainnya. Pernyataan sikap mereka disampaikan ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Barat, antara lain ditanda tangani H Ibrahim Saleh, H Abang Achmad Noor, Drs HA Malik (MUI), Drs A Sulimin (Katolik), Drs DS Yunias Lantik (Protestan), Ir Putu Dupa Bandem (Hindu), Budi Wong (Budha), Dr Piet Herban Abik (Dayak), Drs H Hambali HM (Madura), Hendra NGantung (Tionghoa), H Uray Faisal Hamid (PPP), R Ismail (Golkar) dan Drs H Ilham Sanusi (PDI).
Sementara itu, aksi mahasiswa dan pemuda kian menghangat. Di berbagai kampus, aksi semakin meningkat. Dan pada hari ini pula, sebuah forum yang belum berapa lama digagas pembentukannya, hari ini mendatangi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Barat, yaitu Forum Pemuda Kalimantan Barat untuk Reformasi atau FPKBUR. Utusan forum diterima untuk berdialog dan dalam kesempatan itu forum melalui presidiumnya menyatakan sikap tegas untuk digelarnya Sidang Istimewa MPR RI yang agenda utamanya mengganti kepemimpinan Presiden Republik Indonesia Soeharto.
Adapun presidium forum yang diterima dalam kesempatan itu, antara lain Sujadi, (Sdr Sujadi S Ag) Minhani (Sdr Minhani SE), Muhammad Chandra (Sdr Muhammad Chandra SE) , Aspan Iskandar Hamid (Sdr Aspan Iskandar Hamid S Hut), Syafaruddin Usman MHD (Sdr Syafaruddin Usman MHD, penulis), Nagian Imawan (Sdr Nagian Imawan S Sos), Yong Arifin (Sdr Yong Arifin SE), Erwan Chandra Happy (Sdr Erwan Chandra Happy ST), Muhammad Hafidin (Sdr Muhammad Hafidin SE), Bujang Bachtiar, di samping sejumlah anggota lainnya.
Pernyataan yang disampaikan FPKBUR tersebut merupakan suara pertama selama aksi unjuk rasa di Kalbar digelar yang terang-terangan menuntut digantinya kepemimpinan nasional Republik Indonesia.
Selasa, 19 Mei
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Barat mengeluarkan pernyataan sikap yang intinya mendukung gerakan reformasi yang tengah dilancarkan mahasiswa dan pemuda. Sementara itu, aksi massa terus berlanjut, kali ini FPKBUR kembali menggelar aksi dan orasi. Melalui juru bicaranya Syafaruddin Usman MHD (Sdr Syafaruddin Usman MHD SPd SH MSi), FPKBUR menyatakan tuntutan diselenggarakannya reformasi total dalam penyelenggaraan ketatanegaraan, khususnya menyangkut perimbangan keuangan pusat dan daerah, serta diselenggarakannya otonomi daerah. Di samping, menuntut diselenggarakannya pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Bersamaan pula aksi serupa digelar PMKRI Cabang Pontianak dan Forum Komunikasi Mahasiswa Pedalaman (FKMP) di tempat terpisah. Demikian pula Pemuda Tarbiyah Pontianak menggelar aksi senada. Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Barat mengeluarkan pernyataan sikap agar selama aksi berlangsung ukhuwah Islamiyah tetap terjaga.
Rabu, 20 Mei
Hari ini, sejak pukul 07.30 WIB ribuan massa mahasiswa dan pemuda serta kalangan masyarakat umum di Pontianak merapatkan barisan mereka. Pukul 10.15 WIB mereka berhasil menduduki gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Barat setelah berhasil menghadapi hadangan yang dilakukan petugas dan aparat keamanan. Hingga malam harinya, aksi massa demonstran menggelar aksi orasi mereka. Intinya adalah reformasi total dan menuntut agar Pak Harto segera mengundurukan diri dari kedudukannya selaku Presiden Republik Indonesia.
Ribuan masa ini sedari pagi hari telah membanjiri halaman Rektorat Untan. Sebelum mereka turun ke jalan, digelar aksi di halaman Kampus Fakultas KIP Untan.Sejumlah dosen ikut berorasi menyatakan dukungan terhadap tuntutan mahasiswa dan pemuda. Momen Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas 1998) ini dijadikan sebagai ajang penumbangan sebuah orde yang dinilaikorup selama 32 tahun berkuasa. Para juru bicara aksi satu persatu menyampaikan orasinya. Sementara itu, suasana Kota Pontianak terasa seperti kota mati. Seluruh rangkaian aktifitas seakan terhenti total.
Kamis, 21 Mei
Pukul 09.06 WIB, Pak Harto menyatakan mundur dari jabatannya. Seketika itu pula, aksi massa mahasiswa dan pemuda yang sedari kemarin menduduki Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Barat meluapkan kegembiraannya. Ribuan massa dengan ratusan kendaraan bermotor dan puluhan kendaraan roda empat mengadakan pawai keliling kota sebagai ungkapan keberhasilan kolektif menumbangkan rezim Orde Baru yang sudah 32 tahun lamanya berkuasa sebagai sebuah rezim yang korup.
Sabtu, 03 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar