Sejak Borneo Barat Bergerak ...
Oleh: Syafaruddin Usman MHD *)
Media massa yang pertama kali terbit di Kalimantan Barat (baca: Pontianak) ialah Borneo Barat Bergerak (BBB) pada tahun 1920. pada tahun 1922 koran tersebut menjadi Borneo Bergerak (BB) di bawah pimpinan Mochammad Dachlan dan A Rachman Djeranding. Selanjutnya terbit Halilintar dipimpin SM Anwar, A Rachman Djeranding dan Daeng Tatar. Tahun 1925 terbit di Pontianak surat kabar Soeara Borneo (SB) pimpinan SBG Isa dan surat kabar Berani pimpinan Boullie. Tahun 1927 terbit Kapoeas Bode dan tahun 1930 juga di Pontianak terbit Harian Borneo Barat dipimpin bersaudara Evie dan R Faath. Pada tahun 1937 terbit Soeloeh Kalimantan dipimpin Mohammad Tahir dan Ja’ Mohammad Sabran, milik organisasi Parindra. Bersamaan terbit pula bulanan Persatuan Anak Borneo (PAB) pimpinan Goesti Poetera atau Goesti Soeloeng Lelanang. Tahun 1939 terbit Majalah Kapuas River kemudian menjadi Kapuas Review pimpinan HM Rais HA Rachman dan Machroes Effendy. Nama terakhir saat tulisan ini ditulis, masih dalam keadaan sehat walafiat di usia senjanya di Pontianak.
Selain dibredel oleh pemerintah kolonial Belanda, sejumlah penerbitan pers yang masih tersisa pada tahun 1942, dilarang terbit oleh pemerintah balatentara pendudukan militer Jepang Dai Nippon Teikoku. Kemudian alat propaganda satu-satunya adalah berkala Borneo Sinbun pimpinan R Koakimoto. Begitu Jepang menyerah karena kalah perang, Koran tersebut terhenti penerbitannya. Pasca Indonesia merdeka, tahun 1946 di Singkawang terbit surat kabar Suara Rakjat pimpinan Tan Zahri Abdullah. Tanggal 6 Nopember 1946 Tan Zahri Abdullah menerbitkan Harian Terompet di Pontianak dikelola bersaudara Tan Zahri Abdullah, Djalil Abdullah dan Tan Husni Abdullah.
Tan Zahri Abdullah selaku Pimpinan Redaksi sekaligus Penanggung Jawab Harian Terompet sering berurusan dengan polisi kolonial Belanda. Beberapa kali ditahan dalam sel sampai dijebloskan dalam penjara Sungai Jawi Pontianak oleh penguasa Belanda melalui NICA-nya yang kembali bercokol di Pontianak. Demikian pula perlakuan terhadap Tan Husni Abdullah selaku Wapemred Harian Terompet. Pada 9 Februari 1946 Persatuan wartawan Indonesia didirikan di Surakarta (Solo), dan Mr Sumanang terpilih aklamasi sebagai ketua dengan paniteranya Soedarjo Tjokrosisworo. Kemudian 8 Juni 1946 di Jogjakarta didirikan serikat Perusahaan Suratkabar (SPS) diketuai Sjamsuddin sutan Makmur dan Djamal Ali selaku panitera.
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) kring Pontianak dibentuk dan diketuai pertama kali oleh Ibrajim Saleh dengan Wakil Ketua Tan Husni Abdullah dan Sekretaris Sukirdi Hartopartono. Serikat Perusahaan Suratkabar (SPS) Perwakilan Kalbar diketuai Aliaswat Saleh. Periode 1950—1959 di Pontianak antara lain terbit surat kabar Suasana pimpinan Ibrahim Saleh, Uray Abdul Hamid Machmud, Achmad Noor dan Ronald Harun Rasjid. Setelah Suasana menghentikan penerbitannya, dilanjutkan dengan Harian Pembangunan dipimpin bersaudara Aliaswat Saleh dan Ibrahim Saleh. Terbit pula Harian Mimbar Masjarakat pimpinan Priatmodjo dengan redaksinya S Subrata, K Wijaya dan Abdussjukur. Majalah Bebas yang kemudian menjadi Harian Bebas dipimpin Hariman Mursin, Harian Gelanggang Masjarakat pimpinan Achmad Mourtadha dan Imlhas Dyzs. Majalah Cahaya Islam pimpinan Asfia Mahyus, majalah Aneka Warna pimpinan Musa Alamsyah, Harian Terompet pimpinan Tan Zahri Abdullah masih melanjutkan penerbitannya dan Utusan Rakjat pimpinan Ya’ Umar Yasin, Ya’ Seman Yasin dan A Mawardi Djafar serta Tjut A Rachman. Selain itu di Pontianak terbit pula dua Koran beraksara Cina, Harian Komunis Lee Ming Phao pimpinan Eng Sie Ho dan Harian Nasional (Kuomintang) Tjeng Phao pimpinan Tio Sie Sen.
Majalah Cahaya Islam terhenti penerbitannya setelah tulisan Lidah Bung Karno Semakin Lantjang, sehingga Aspia Mahyus selaku penanggung jawabnya ditangkap dan ditahan oleh CPM di Pontianak Februari 1958. sebagai pengganti majalah tersebut, Aspia Mahyus kemudian menerbitkan Surat Kabar Gempita di Pontianak Konferensi Wartawan Asia—Afrika di Jakarta dihadiri sejumlah wartawan Kalbar 1960, antara lain Aliaswat Saleh selaku pimpinan rombongan, Ibrahim Saleh, Hariman M, Sutanto, M Imran Pasani, Him Langlang, Munawar Kalahan dan Sulaiman Maidin.
Selain Harian Terompet, Pembangunan, Bebas dan Gelora Rakjat (sebelumnya Mimbar Masjarakat) serta Mingguan Gempita yang masih bertahan terbit, di Pontianak terbit pula organ PKI Kalimantan Barat yaitu Suara Khatulistiwa pimpinan Bambang Sumitro dan Sunarjo. Juga terbit Harian Banteng Rakjat pimpinan Hugo Mungok dan David Dungo serta Imlhas Dyzs, dan di Sambas terbit Surat Kabar Sambas Bergolak pimpinan Munawan Kalahan.
Jelang akhir era Demokrasi Terpimpin, karena tekanan rezim penguasa dekade itu, Harian Pembangunan dan Harian Bebas terpaksa harus ganti nama. Pembangunan menjadi Api Pantjasila dan Bebas menjadi Pelopor. Itu semua karena ketajaman bahasa dari koran yang masing-masing dipimpin Ibrahim Saleh dan Hariman Mursin. Dalam pada itu kepengursan PWI cabang Pontianak dalam situasi politik yang demikian berganti personalianya, di mana Sutanto terpilih sebagai ketua menggantikan Ibrahim Saleh, Hariman Wakil Ketua, Sunarjo Sekretaris dan Him Langlang Bendahara.
Dalam periode ini pula perkembangan pers di Kalbar di masa Gubernur JC Oevaang Oeray disadari olehnya betapa pentingnya keberadaan pers dalam melaksanakan pembangunan di semua lapangan. Oleh Oevaang oeray diberikan kemudahan dan turut difasilitasi kepada semua penerbitan yang ada dengan dioperasikannya Pertjetakan Daerah Mandau Dharma di Pontianak (1960). Kodam XII.Tandjupura juga memberikan bantuan berupa Gedung Balai Wartawan PWI Cabang Pontianak yang diserahkan Pangdam Riyacudu diterima PWI Kalbar diwakili Hariman Mursin.
Penghujung 1966, terpilih komposisi pengurus baru PWI Kalimantan Barat, diketuai HA Kadir Adam dan M Imran Pasani selaku Sekretaris. Selain Harian terompet, Pembangunan, Bebas, Benteng Rakyat, Gelora Rakyat yang kemudian menjadi Suluh Indonesia Edisi Kalimantan Barat pimpinan Ya’ Syarif Umar dan M Jusuf Kadrie, masih tetap terbit pula Gempita dan sambas Bergolak. Sejak kurun 1966 itu hadir pula Harian Duta Masyarakat edisi Kalbar pimpinan A Syukrie Nour dan M Sidik Ibrahim, Harian Mertju Suar pimpinan Sulaiman Achmad (sekarang Pimpinan Penerbit Romeo Grafika Pontianak) dan Saleh Badawi. Harian Angkatan Bersenjata pimpinan Kapten Piet Damanik, Aman S, Ridwan AS, Halim Mahyuddin dan Mawardi Zandyoes. Harian Persatuan Karya pimpinan Anang ZA, Harian Pontianak Post pimpinan M Syaibu Nuralamsyah dan Alwan BM Achmad, Mandau Post pimpinan Farkhan Yakob, Tropika Post pimpinan Ya’ Agusno Sumantri, Nusa Putera pimpinan Susani A Is, S Oe Alaydrus dan Bey Akoub, Seksama (kemudian menjadi Bukittilung) pimpinan Budjang Djamal, Kerakyatan pimpinan Uray Abdul Hamid Machmud dan Yakob Bakar BA, Indria pimpinan S Soetarman, Karya Dharma pimpinan R Soeharno, Persatuan pimpinan Agus Sudjiman, Varia Pantai Utara pimpinan Aliman Mochtar, Partisipasi dipimpin Aloysius Djais Patmawidjaja, M Isak Doera dan FB Harsono. Hati Nurani pimpinan Soesani A Is dan Mawardi Rivai, Sutera pimpinan Halim Mahyuddin, Observasi pimpinan M Djunaidi Abas dan sadirman Effendi, bulletin Kalbar Press pimpinan Hery Hanwari A Is, majalah Naviri pimpinan Amru Marwan Vidia, Majalah Warta Pema pimpinan Drs Tabrani Hadi dan E Ch Harsono BA, majalah Warta Kota pimpinan Daeng A Fattah Ismail dan Halim Mahyuddin dan Majalah Alun Kapuas pimpinan Mawardi Rivai. Dalam pada itu terbit pula Harian Kami edisi Kalbar pimpinan Imran Pasani dan Majalah Data pimpinan Sulaiman Saed.
Dalam kurun 1979-1980 terbit Harian Akcaya Pontianak dengan Edisi KMD. Selain itu terbit pula pers kampus yang diselenggarakan oleh mahasiswa di Pontianak, terbit Mimbar Untan yang semula dikelola Humas Untan dipimpin Drs Suryadi Sowinangun, Drs Chairil Efendi (sekarang Rektor Untan) dan Drs Edy Kiang, belakangan edisi kelola mahasiswa antara lain pernah dipimpin Syafaruddin Usman MHD, Sri Nur Aeni, Nur Iskandar Hasan dan Ilyas A Latief, serta Majalah Varia Bina Civita di kampus Untan. Juga terbit Jurnal penelitian Untan antara lain pernah dipimpin Ir M Alamsyah HB.
Fungsi utama pers kampus adalah sebagai sarana komunikasi civitas akademika dalam rangka usaha meningkatkan penalaran dan ketajaman berpikir mahasiswa serta memperdalam rasa tanggung jawab ilmiah yang harus diwujudkan dalam isinya, sehingga penerbitan tersebut senantiasa menampakkan wajah keterpelajaran dan aktualisasi dari Tridharma Perguruan Tinggi. Pers kampus tidak hanya merupakan suatu pengenalan mahasiswa terhadap salah satu cabang ilmu komunikasi massa dan jurnalistik khususnya. Akan tetapi mahasiswa akan lebih komunikatif lagi terhadap lingkungan-lingkungan sekitarnya, seperti lingkungan dunia mahasiswa lain, lingkungan kampus dan lingkungan masyarakat luas. Tahun 1993 oleh Syafaruddin Usman MHD saat itu selaku Pemred Tabloid Mimbar Untan digagas motto penerbitan yang dipimpinnya dengan kritis, Ilmiah dan Independen. Belakangan Mimbar Untan sempat dipimpin antara lain Faisal Riza. Sejumlah alumni Mimbar Untan, sebagian besar melanjutkan karir pers mereka, selain ada yang berkiprah pada pilihan lainnya. Beberapa di antara alumninya seperti Sri Nur Aeni, Eni Rosnija, Erni Panca Kurniasih, Nur Iskandar Hasan (sekarang Pimpinan Borneo Tribune), Rustam Halim (mantan wartawan Pontianak Post), Alwahono, Ilyas A Latief, hingga Nazirin SH, Supardi A Kadir SPd SIP.
Satu-satunya media massa berbentuk majalah yang terbit di Pontianak sebelum reformasi dan hadir dalam suasana pacekilik kertas dan perekonomian lainnya, Majalah Suara Ummah dikelola Halim Wijaya, Nur Hasan dan Syafaruddin Usman MHD yang penerbitannya berakhir saat hempasan krisis moneter semakin ganas tahun 1997. saat itu melanjutkan karirnya, Syafaruddin Usman MHD untuk sedikit waktu sempat menjadi koresponden Majalah Panji Masyarakat, kemudian Suara Karya dan terakhir sebagai freelance.
Pimpinan PWI Cabang Kalbar untuk periode 1972-74 Ketua Farkhan Yakob dan Sekretaris Bey Akoub, periode 1974-76 Ketua Farkhan Yakob dan Sekretaris Halim Mahyuddin, kemudian ketua dijabat Basrin Nour Bustan BA pada periode 1976-80. periode 1980-84 diketuai Drs Hery Hanwari A Is dan Sekretaris Ridwan Ismail BA, periode 1984-88 diketuai Drs Heri Hanwari A Is Sekretaris Halim Mahyuddin, periode 1988-92 diketuai Drs Hery Hanwari A Is dan Sekretaris H Bey Akoub, 1992-96 diketuai H Ridwan AS Sekretaris Aman S, periode 1996-2000 diketuai H Ridwan AS dan Sekretaris Djunaini Ks. Periode 2000-2004 diketuai Drs Hery Hanwari A Is Sekretaris Drs Yasmin Umar dan periode 2004-2008 diketuai Drs Hery Hanwari A Is dan Sekretaris Gusti Yusri SH.
Di Pontianak juga pernah ada perwakilan atau cabang Kantor Berita Aneta dipimpin K Wijaya, PIA (Pers Biro Indonesia) dan Antara yang dipimpin pertamakali oleh Aliaswat Saleh dan Kantor Berita Bebas dipimpin Hariman M serta Kantor Berita Nasional Indonesia dipimpin Achmad Noor. Kini hanya terisa LKBN Antara yang masih aktif.
Pasca reformasi sejumlah media massa terbit kembali di Kalimantan Barat. Semula Harian Akcaya kemudian menjadi Pontianak Post, Partisipasi, Bakti, Satria, Aktivitas dan Setia. Terbit pula kemudian Equator pimpinan Djunaini Ks (semulanya dipimpin Yasmin Umar), Kapuas Post dipimpin Gusti Yusri SH, majalah Kapuas, Berkibar, Belda pimpinan Handy Abdul Syukur, Tabloid Lancang Kunin, Persada Indonesia, Opsi, Berkat pimpinan Ir Werry Syahrial, Kalbar Pos pimpinan H Ridwan AS dengan redaktur Tugio dan Drs Wagiman, Prakarsa, Kun Dian Ri Bao beraksara Cina semula dipimpin Drs Hendry Jurnawan SH SI MM sekarang dipimpin Marius Ape. Belakangan, kurun 2007 terbit dua media massa di Pontianak, Suara Kalbar Post pimpinan Zainul Irwansyah dan H Ridwan AS serta Harian Borneo Tribune pimpinan Nur Iskandar Hasan. Belakangan terbit Tribun Pontianak milik Kompas—Gramedia Grup di Pontianak.
Jumat, 02 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar