Minggu, 04 Oktober 2009

SEJARAH SINGKAT DAERAH ISTIMEWA KALIMANTAN BARAT

SEJARAH SINGKAT DAERAH ISTIMEWA KALIMANTAN BARAT

Dewan DIKB periode awal berjumlah 40 orang terdiri dari pejabat swapraja dan neoswapraja serta tokoh masyarakat berbagai golongan. Di antaranya dari Golongan Swapraja-Neoswapraja (15 orang); Sultan Hamid II (Pontianak) Raden Abubakar Ariadiningrat (Sambas) Gusti Mustaan (Mempawah) Tengku Ismail (Sukadana) Gusti Ismail (Tayan)
Gusti Muhammad Taufik (Sanggau) Ade Mohammad Djohan (Sintang) Hasan Adenan (Putussibau)
Dari Golongan Dayak (waktu itu Daya) 8 orang: JC Oevaang Oeray, AF Korak, JAM Linggie, A Mamoi (12 Mei 1948 diganti FC Palaunsoeka), M Th Djaman, CJ Impan
PF Bantang, PJ Denggol
Golongan Melayu 5 orang, antaranya Masjhoer Rifai, Mohamad Saleh, A Moethalib Rivai
Golongan Cina 8 orang, antaranya Lim Bak Meng, Tjoeng Lin Son, Tio Kiang Sun, Ten Hon Chiap, Lim Liat Njan
Golongan Belanda atau Indo 4 orang: WM Nieuwenhuysen, Dr Kiers (kemudian diganti N Winokan)
dr Harmsen (diganti F Brandenberg), Ir Zijl de Jong (diganti K Killian)
Pemerintah DIKB dipimpin dan dikepalai Sultan Hamid II selaku kepala daerah (bukan selaku sultan), dengan wakilnya Nieuwenhuysen (kemudian digantikan Masjhoer Rifai) dan seorang penasehat Dr H Bohm.
Dalam memimpin dan mengendalikan roda pemerintahan DIKB tersebut, kepala DIKB dibantu oleh sebuah Badan Pemerintah Harian atau BPH atau Dagelijks Bestuur atau Bestuur College yang terdiri dari 5 orang anggota, yang bertugas untuk memimpin bidang pekerjaan tertentu yang diserahkan atau dipercayakan kepada mereka masing-masing.
BPH DIKB tersebut terdiri dari JC Oevaang Oeray
AF Korak, Mohamad Saleh, Lim Bak Meng,
WM Nieuwenhuysen. Untuk menduduki jabatan Kepala Badan Penasehat Pemerintah DIKB, sejak dari awal mula terbentuknya, ditetapkan Dr H Bohm. Sedangkan Sekretaris Pemerintah DIKB dijabat oleh Drs CJ Nadort yang dibantu oleh sejumlah personil Indonesia berpengalaman.
Selanjutnya, jauh sebelum Pemerintah DIKB bubar pada 7 Mei 1950, beberapa orang anggota Dewan DIKB telah aktif bekerja di Jakarta sejak 27 Desember 1949 dalam tugas dan jabatan mereka selaku Anggota Senat dan Anggota DPR RIS, antaranya Raden Abubakar Ariadiningrat (anggota senat Nomor 20), Ade Mohammad Djohan (anggota DPR Nomor 111), FC Palaunsoeka (anggota DPR Nomor 113), Tjoeng Lin Sen (anggota DPR Nomor 114) dan WM Nieuwenhuysen (anggota DPR Nomor 128).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar